Banner

Breaking News

Pemilu 2019, Ini Imbauan untuk Pemilih Pemula


Ilustrasi

Pemilihan Umum (Pemilu) pada 17 April 2019 mendatang, masih akan berlangsung kurang lebih tiga bulan lagi. Namun, atmosfer perpolitikan negeri ini sudah sangat memanas. Hal itu, tak jarang membuat pertemanan atau persahabatan menjadi retak.

Demikian diungkapkan Wakil Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Bekasi, Ahmad Fauzi, dalam wawancara eksklusif bersama Media nubekasi.id, di Sekretariat IPNU, Jalan Veteran 22, Margajaya, Bekasi Selatan, pada Jumat (11/1) dini hari.

Menurutnya, seorang pelajar mesti pandai dalam menyikapi berbagai situasi. Terlebih santri yang ketika di pesantren terdapat aktivitas bahtsul masa'il. Di sana, santri ditempa agar selalu menggali dan mencari referensi untuk menentukan hukum atas suatu pembahasan.

"Dari referensi itulah kemudian santri punya dasar dalam menyampaikan berbagai argumentasi. Sehingga ada keyakinan untuk memilih dan menentukan sesuatu," tegas pria yang berdomisili di Jatiasih ini.

Karena itu, ia mengimbau kepada seluruh santri, terutama orang-orang yang baru memiliki hak suara pada tahun ini, agar tidak asal pilih. Baik presiden maupun legislatif di tingkat pusat, provinsi, dan kota/kabupaten

"Menjadi penting, anak-anak milenial yang sudah dibekali kelebihan yakni melek media digital, untuk mencari rekam jejak dan perjalanan hidup para tokoh yang akan dipilih nanti. Kalau tidak, urusannya akan berdampak pada lima tahun ke depan," kata Bang Oji, demikian ia akrab disapa.

Dengan menggali informasi seputar tokoh yang akan dipilih itu, lanjutnya, secara otomatis pemilih pemula tidak mudah terkena berita palsu (hoaks) yang kian merebak di linimasa media sosial.

"Berita hoaks akan dengan sendirinya tersingkir dan menjadi tidak menarik ketika kita mampu mencari kebenaran sendiri. Biarkan orang-orang membuat hoaks, tinggal kemudian jangan kita baca dan bagikan. Itu saja," tegas Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah ini.

Selain itu, ia menegaskan agar membaca berita dan ragam informasi melalui media mainstream. Bukan sebaliknya, mempercayai berita yang bersumber dari media yang tidak terverifikasi di Dewan Pers.

"Jangan percaya sama berita yang muncul dari media yang asing atau tidak pernah kita kenal sebelumnya. Karena sekarang bikin media online itu gampang banget. Kalau kita percaya dan kemudian menshare, padahal isi beritanya cuma caci-maki dan hoaks, maka hancurlah masa depan kita sebagai bangsa," tuturnya.

Menjadi pemilih itu, imbau Bang Oji, haruslah memiliki dasar. Bukan justru ikut-ikutan dan berdampak pada fanatisme buta yang membuat keruh suasana demokrasi di tanah air. 

"Intinya harus skeptis. Mesti kepo dan jangan mudah percaya kalau tidak langsung dari sumber terpercaya. Dan jangan golput," pungkas Bang Oji. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar