Peristiwa Kelahiran dan Keindahan Sosok Nabi Muhammad
Sumber: inspiring.id |
Redaksi Media nubekasi.id
Telah lahir seorang yang agung dan mulia bernama Muhammad. Sebagian
besar ahli sejarah mengatakan, ia dilahirkan pada Senin 12 Rabiul Awwal Tahun
Gajah atau 22 April 571 Masehi, di Kota Suci Makkah.
Dilahirkan dari seorang ibu bernama Aminah dan ayahnya
Abdullah. Namun, sang ayah wafat ketika Muhammad dalam kandungan. Imam Ibnu
Hisyam mengatakan bahwa Muhammad dilahirkan pada malam yang tenang.
Selain itu, sebelum Muhammad dilahirkan, perasaan Aminah
begitu tenang dan damai terutama 12 hari sebelum kelahiran Kekasih Allah itu.
Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami As-Syafi’i dalam
kitab An-Ni’matul Kubra ‘ala al-‘alam
yang diuraikan buku Happy Birthday
Rasulullah karya Muhammad Muhsin Muiz, terdapat beberapa peristiwa mengagumkan.
Diantaranya:
Pertama, pada malam
tanggal pertama Rabiul Awwal, Aminah mendapatkan kedamaian dan ketenteraman
dari Allah sehingga merasa begitu tenang dan damai.
Kedua, pada
tanggal kedua Rabiul Awwal, Aminah menerima seruan berita dari Allah bahwa ia
akan segera mendapatkan anugerah yang agung dan mulia.
Ketiga, di malam
ketiga Aminah kembali menerima pesan dari Allah bahwa ia sebentar lagi akan
melahirkan nabi paling agung dan mulia.
Keempat, pada malam
keempat suara dzikir malaikat terdengar jelas hingga ke telinga Aminah.
Kelima, di malam
kelima Aminah bermimpi dipertemukan dengan Nabi Ibrahim.
“Bahagialah engkau wahai Aminah dengan lahirnya Nabi yang
agung ini, Nabi pemilik cahaya yang terang benderang, Nabi pemilik keutamaan,
Nabi pemilik kemuliaan, dan Nabi pemilik segala bentuk pujian,” kata Nabi
Ibrahim kepada Aminah, dikutip nubekasi.id dari NU Online, pada Selasa (20/11).
Keenam, pada malam
keenam Aminah melihat cahaya memenuhi sudut-sudut alam semesta hingga tidak ada
kegelapan.
Ketujuh, Aminah
melihat malaikat berbondong-bondong mendatangi rumahnya. Mereka menyampaikan
kabar gembira bahwa waktu kelahiran Rasulullah Muhammad SAW kian dekat.
Kedelapan, Aminah
mendengar berita yang menyerukan kepada seluruh penghuni alam untuk berbagi
karena kelahiran Rasulullah semakin dekat.
Kesembilan,
Aminah merasakan ketenangan dan kedamaian sehingga tidak merasa sedih
sedikit pun.
Kesepuluh, Aminah
melihat tanah Mina dan Khaif bergembira menyambut kelahiran Muhammad.
Kesebelas, Aminah
melihat seluruh penghuni langit begitu senang menyambut detik-detik kelahiran
sang Rasul.
Keduabelas,
Aminah yang ada di rumah melihat langit begitu cerah.
Awalnya, ia menangis karena sendirian di rumah. Saat itu,
Abdul Muthalib sedang bermunajat di Ka’bah. Namun, saat proses persalinan Allah
mengutus empat wanita utama untuk menemani Aminah selama proses melahirkan.
Mereka itu adalah Hawa, istri Nabi Adam, Sarah istri Nabi
Ibrahim, Asiyah binti Muzahim, dan Maryam binti Imran ibunda Nabi Isa.
Saat Rasulullah dilahirkan, bumi bergetar hebat dan seluruh
langit dipenuhi cahaya terang. Istana Kisra berguncang dahsyat sehingga
menyebabkan 14 balkonnya roboh. Api abadi yang disembah umat Majusi, seketika
itu padam. Ka’bah pun ikut bergetar selama tiga hari karena bahagia menyambut
kelahiran sang Nabi.
Sosok Nabi
Paras mukanya manis dan tampan. Perawakannya sedang tidak
terlalu tinggi, tetapi tidak pula pendek (laisa
bi al-thawil al-dzahib wa laa bi al-qashir al-bain).
Bentuk kepalanya besar, berambut hitam kelam antara keriting
dan lurus. Rambutnya tebal dan dibiarkan memanjang hingga ke pundak (kaana yadhrib sya’rahu ilaa al-mankibain).
Dahinya lebar dan rata (wasi’
al-jabin) di atas mata alis yang lengkung, tebal, dan bertaut. Sepasang
matanya lebar dan hitam. Di tepi putih matanya ada garis-garis tipis kemerah-merahan.
Di pelupuk matanya tampak bayang-bayang hitam (ak-hal bi al-‘ainain wa laisa bi ak-hal). Tatapan
matanya tajam (ad’aj al-‘ainain)
dengan bulu mata yang hitam pekat.
Hidungnya halus dan merata (thawil qashbah al-unf) dan barisan giginya rata yang bercelah-celah
(mufallaj al-asnan).
Cambangnya lebar (ahdab
al-asyfar). Lehernya jenjang, bersih, dan indah (kaana ‘unuqu ibriq fiqhdhah). Dadanya lebar dengan kedua bahu yang
bidang (‘azhim al-mankibain).
Warna kulitnya terang dan jernih dengan kedua telapak tangan
dan kakinya yang tebal. Tubuhnya selalu menebarkan wangi (thayyib al-Raa-ihah wa al-‘araq).
Siapa pun yang memandangnya akan terpikat, siapa pun yang
bersamanya akan semakin cinta (man ra-ahu
badihatan ha-bahu wa man khaalathahu ma’rifatan ahabbahu).
Seorang penyair kenamaan, Hasan bin Tsabit meringkas
keindahan Nabi dalam senandung puisi pujian dengan cara yang memukau:
وَأَحْسَنُ مِنْكَ لَمْ تَرَ قَطُّ عَيْنِى
وَأَجْمَلُ مِنكَ لَمْ تَلِدِ النِّسَآءُ
خُلِقْتَ مُبَرَّأً مِنْ كُلِّ عَيْبٍ
كَأَنَّكَ قَدْ خُلِقْتَ كَمَا تَشَآءُ
tak pernah ada mata yang melihat manusia setampan dirimu
tak ada perempuan yang melahirkan manusia seelok rupamu
engkau diciptakan bersih dari segala noda
seakan-akan engkau menciptakan dirimu sebagaimana kehendakmu
(Diambil dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar