Banner

Breaking News

Nabi Muhammad Wujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Madinah


Sumber gambar: madeenah.com

Oleh: Aru Elgete

Di kelahiran Imam Besar Umat Islam sepanjang masa, Nabi Muhammad saw, marilah kita renungi berbagai perilaku yang telah diteladankan kepada seluruh umat manusia. Ia menjadi salah satu dari sekian banyak tokoh yang memiliki pengaruh dalam melakukan perubahan di dunia.

Sosoknya sebagai pemimpin dalam memperlakukan rakyat yang majemuk, patut diteladani bagi siapa pun yang ingin maju sebagai pemimpin di negeri ini.

Kepemimpinannya saat di Madinah, dan mencetuskan Piagam Madinah, sebagai sebuah perjanjian dan landasan hukum, telah diakui dan mendapat apresiasi dari seluruh dunia.

Umat Islam, Nasrani, dan Yahudi dijaga persatuannya. Satu kesatuan itu diikat dengan tanpa melihat latar belakang seseorang. Soal bagaimana melakukan ritual keagamaan, dipersilakan bagi setiap pemeluk agama tanpa mengganggu umat beragama yang lainnya.

Perjanjian yang disepakati dalam Piagam Madinah, salah satunya berbunyi:

“Barangsiapa yang hidup di negeri ini wajib hukumnya menjaga perdamaian dan persaudaran. Bagi Islam silakan dengan agamanya, bagi Nasrani silakan dengan agamanya, dan Yahudi silakan dengan agamanya. Tapi barangsiapa yang melanggar perjanjian ini, silakan keluar dari Madinah.”

Selain menjaga hubungan baik dengan agama lain, ia juga berupaya untuk menjaga perdamaian diantara umat Islam. Salah satu caranya adalah dengan senantiasa melakukan musyawarah (dialog) dan sistem muakhah (persaudaraan). Karenanya ia membangun masjid. Kemudian, masjid itu terkenal dengan masjid Nabawi.

Itulah bangunan pertama yang punya fungsi sebagau pondasi untuk membangun peradaban rakyat. Di masjid, umat Islam tidak hanya melakukan salat jamaah. Tetapi juga melakukan aktivitas pendidikan agama dan kegiatan-kegiatan sosial.

Masjid pada zaman Nabi Muhammad memiliki multifungsi. Ruh penyebaran Islam dimulai dari masjid. Disinilah masjid berfungsi sebagai lembaga, karena telah berfungsi sebagai alat perkumpulan dan wahana pengorganisasian umat.

Langkah Nabi Muhammad selanjutnya adalah ditujukan untuk seluruh masyarakat Madinah sebagai masyarakat politik melalui perjanjian tertulis, sebagaimana yang telah diuraikan di atas.

Karenanya, ia telah menciptakan sebuah tatanan masyarakat yang benar-benar baru dan sebuah pemerintahan lokal yang adil dan independen. Kepemimpinannya itu didirikan atas dasar pandangan wahyu Allah dan kenabiannya sekaligus.

Ia telah berhasil menciptakan keadilan yang diwujudkan dari persaudaraan dan perdamaian antar-rakyatnya. Sebab, bersikap adil merupakan satu bentuk upaya dalam menciptakan sebuah peradaban di tengah kehidupan masyarakat yang multikultur.


Adil, Asal Mula Kekuasaan


Menurut Buya Hamka, keadilan yang mutlak adalah keadilan yang tidak berat sebelah daun timbangannya. Tidak terpengaruh oleh sentiment perasaan sayang dan benci. Keadilan tidak berubah-ubah undang-undangnya karena kekeluargaan dan kefamilian.

Rasulullah pernah mengatakan: “Demi Allah! Sekiranya Fatimah, anakku sendiri yang mencuri, tetap akan kupotong tangannya.”

Allah pun memerintahkan Nabi untuk bersikap adil dan kebajikan. Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an pada Surat An-Nahl ayat 90: “Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan.”

Tak hanya itu, Nabi juga diajarkan Allah untuk berlaku adil agar mendekatkan diri pada ketakwaan. Dalam surat Al-Maidah ayat 8, Rasulullah diwanti-wanti oleh Allah: “Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adil-lah, karena itu lebih dekat kepada takwa.”

Keadilan yang ditegakkan Nabi Muhammad dalam membangun negeri Madinah adalah keadilan yang tidak terpengaruh oleh apa dan siapa pun. Hendaknya, hal-hal yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad itu diejawantahkan para elit negeri ini dalam mengembang amanah rakyat.

Sebab keadilan yang seadil-adilnya tidak pengaruh karena kawan separtai atau pertentangan ideologi. Keadilan itulah yang menjadi sendi-sendi kekukuhan sebuah negara. Keadilan harus ditegakkan sekalipun kepada teman karib atau musuh yang membencinya sekalipun.

Seperti itulah yang diajarkan Nabi Muhammad kepada kita. Sebuah keadilan yang tidak terpengaruh oleh ejekan dan gangguan. Buya Hamka mengatakan: “biarpun runtuh segalanya, namun keadilan tetap tegak.”

Seperti itulah Nabi Muhammad sebagai pemimpin. Ia telah berhasil mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Madinah. Sebab, keadilan yang ditegakkannya tidak memandang segala hal yang condong atau yang berlawanan pada diri pribadinya. Wallahua'lam...

*Penulis adalah Kader Muda NU Kota Bekasi

Tidak ada komentar