Nasihat Kiai Zamakhsyari di Tahun Baru Hijriyah
![]() |
KH Zamakhsyari Abdul Majid. Sumber: Labirin.id |
Segala
hal yang berkaitan dengan pergantian, berarti melangkah untuk sebuah perubahan.
Tentunya menjadi pribadi ke arah yang lebih baik. Tidak bisa tidak, semuanya
harus bergeser pada kebaikan.
Demikian
diungkapkan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi KH
Zamakhsyari Abdul Majid saat memberikan pernyataan, pesan, dan nasihat di Tahun
Baru Hijriyah, 1 Muharam 1440, pada Rabu (12/9).
“Di
tahun baru ini, kita harus hijrah. Hijrah itu berarti pindah. Berpindah dari
berbagai kondisi yang lebih baik. Menjadi seorang yang lebih berguna bagi
masyarakat. Berubah, hingga mampu memfungsikan diri sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari pelaku kebaikan,” katanya.
Namun,
Ketua Umum MUI Kota Bekasi ini melanjutkan, hijrah bukan hanya dilakukan dalam
bentuk fisik yang tanpak pada permukaan saja. Lebih jauh dari itu, merupakan
bagian paling inti dari segala yang dilakukan. Yakni akhlak yang mulia, adab
yang baik, dan perilaku yang terpuji.
Kemudian,
Kiai Zamakhsyari mengajak kepada seluruh Umat Islam dan Nahdliyin, terutama di
Kota Bekasi, untuk sama-sama merunduk dalam rangka menginsyafi dan
mengintrospeksi diri. Sebab menurutnya, pergantian tahun ini haruslah menjadi
ajang untuk mawas diri.
“Selama
setahun kemarin, berapa banyak dosa yang telah diperbuat? Dari mulai bangun
tidur, hingga kembali tidur. Sejak dalam pikiran, hingga tiba pada perbuatan,”
katanya.
Kini,
lanjut Kiai Zamakhsyari, saatnya melakukan spionase diri. Karena disadari atau
tidak, telah banyak dosa yang bertumpuk. Berdosa pada zaman, pada peradaban,
dan pada keadaan yang menjadi ruang kemaksiatan selama ini.
“Mari
kita instrospeksi diri. Sudahkah kita hidup rukun dengan tetangga? Sudahkah
menjalin kekerabatan yang lebih karib kepada mereka yang berbeda pandangan?
Sudahkah meminta maaf kepada orang-orang yang telah kita perlakukan secara
tidak manusiawi? Atau sudahkah kita memaafkan mereka yang berbuat salah? Ayo
kita jujur kepada diri kita masing-masing,” tuturnya.
Di
Indonesia, tradisi yang telah mengakar kuat dalam merayakan dan memperingati malam
pergantian Tahun Baru Hijriyah adalah Pawai Obor. Menurut Kiai Zamakhsyari,
obor-obor yang dibawa berkeliling seraya melafalkan kalimat tayyibah dan salawat
nabi tersebut menjadi simbol dari pelita kehidupan di masa depan.
“Bahwa
hidup harus terus mengobarkan api semangat, karena selalu ada cahaya yang
tergenggam. Cahaya itu dekat, berjarak hanya sepersekian sentimeter di hadapan.
Merengkuhnya, sangat mudah. Itulah optimisme yang harus kita bangun dalam
menyongsong masa depan,” pungkasnya. (Aru Elgete)
Tidak ada komentar