Banner

Breaking News

Dakwah bil Medsos, Penting Bagi NU




Zaman kian cepat, karena telah memasuki revolusi industri keempat. Sedangkan media sosial (medsos) adalah salah satu produknya. Medsos harus menjadi alat dakwah NU.

Demikian diungkapkan oleh pembawa materi Pentingnya Dakwah NU Melalui Medsos dari Lembaga Ta'lif wa Nasyr (LTN) NU Jawa Barat Zainuddin, pada kegiatan Madrasah Kader (MK) NU, di Wisma Kemnaker RI, Ciloto, Cianjur, Sabtu (4/8) siang.

"NU ini organisasi kemasyarakatan (ormas) terbesar, tapi tidak tercepat. Di revolusi industri keempat ini, pemenangnya adalah yang paling cepat. Kemudian generasi muda NU, menyatukan visi dan misi kembali," kata pria kelahiran Lampung Timur ini.

Di era digital ini, menurutnya, NU sangat membutuhkan dakwah yang terhubung langsung dengan dunia maya.

"Kalau kiai kita ceramah, dibuatkan video dan diunggah ke Youtube. Kemudian narasinya dibikin di website," katanya.

Sebab, media (massa) adalah hal paling berpengaruh di bumi. Hal itu karena media mampu mengontrol pikiran massa. Sedangkan sejak media online hadir, media cetak oplahnya menurun.

"Maka, saya sepakat dengan imbauan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) NU, Kiai Sa'id Aqil Siroj bahwa generasi muda NU harus merebut medan pertempuran di media sosial," ujarnya.

Di medi sosial, menurut Zainuddin, jangan hanya bertahan. Tetapi juga tingkatkan kreativitas. Bisa dilakukan dengan menulis atau membuat video.

"Karena mereka itu, pihak yang selalu menyerang NU, snantiasa membangun persepsi hampir setiap jam," katanya.

Dalam pemaparan, ia mengungkapkan data bahwa pengguna internet di tahun 2017, sekitar 143 juta jiwa di seluruh dunia. Sedangkan medsos yang paling diminati adalah facebook dengan pengguna sekitar 210 juta di Indonesia.

"Kalau instagram sekitar 58 juta, dan 20 juta untuk pengguna twitter," katanya.

Di facebook, terdapat banyak akun palsu yang menyerang NU, baik organisasi maupun para tokoh dan kiai. Namun, Zainuddin mengimbau kalau ada akun seperti itu, tidak perlu dilawan.

"Algoritma facebook itu, ketika kita menyukai satu postingan, maka akan menyebar ke 20 teman. Saat kita berkomentar, akan menyebar ke 30 teman. Nah, maka jangan dilawan, dibunuh saja. Maksudnya dilaporkan," imbaunya.

Pihak yang selalu menyerang NU itu selalu menggunakan dan membuat akun palsu, dengan berharap like serta komentar. Kemudian postingan itu menjadi viral dengan sendirinya.

Menurutnya, NU harus adaptif terhadap perubahan. Prinsip kesinambungan yang ada di dalam NU, menjadikan NU optimis. NU itu lentur. Tinggal diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari

Ia berharap, para kiai di Kota Bekasi punya pengikuti di medsos yang sangat banyak. Sehingga ketika ceramah, dapat didengarkan oleh banyak orang.

"Minimal, kiai dan tokoh NU itu punya halaman facebook. Sedangkan generasi muda NU menjadi admin atau pengelola. Jadi, generasi muda NU harus bangkit," tutupnya. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar