Banner

Breaking News

Sebuah Ikhtiar Wujudkan Persaudaraan Antariman


Asrorun Ni'am Sholeh 


Pentingnya menjadikan agama sebagai penuntun dalam merajut persaudaraan kemanusiaan. Hal itu sebagai salah satu ikhtiar mewujudkan persaudaraan antariman, membangun kesepahaman, toleransi, dan komitmen kerjasama dalam keberbedaan.

Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Asrorun Ni'am Sholeh di sela-sela acara The Ninth ASEAN Senior Officials Meeting on Youth (ASEAN SOMY) ke-9 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta yang berlangsung selama 4 hari, 2-5 Mei 2018.

Dalam forum itu, berbagai isu strategis kepemudaan dibahas oleh pejabat tinggi bidang kepemudaan dari negara anggota ASEAN.

"Pertemuan Asean SOMY sangat sangat bermanfaat untuk membangun kesepahaman dalam pengembangan pemuda di tingkat regional," kata Sekretaris Jenderal Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) itu, Jum'at (4/5).

Menurutnya, salah satu hal yang menjadi konsen dalam sesi sidang di Asean SOMY adalah soal isu kepeloporan, toleransi, dan moderasi dalam beragama.

"Dari laporan kegiatan masing-masing negara, hampir keseluruhan melaporkan event bersama kepemudaan anternegara anggota untuk kepentingan meningkatkan toleransi dan kesepahaman seperti Youth Camp," tuturnya. 

Ni'am menambahkan bahwa sidang juga menilai pentingnya forum bersama pemuda antaragama. Lebih jauh ia menuturkan, ada dua ranah persaudaraan yang terus dikuatkan. Yakni, persaudaraan internumat beragama dan antarumat beragama.

"Bersamaan dengan agenda ini, juga dilaksanakan apel kebersamaan 5000 pemuda muslim dari berbagai organisasi. Juga diikuti Youth Camp pemuda dari 121 negara," tambahnya. 

Spirit Islam Rahmatan lil 'Alamin, lanjut Ni'am, menjadi komitmen Indonesia dalam mewujudkan moderasi. Upaya dialog untuk mencari titik persamaan juga menjadi konsen Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. 

"Saat ini juga sedang dilaksanakan pertemuan tingkat tinggi para cendekiawan muslim untuk moderasi Islam, yang dibuka secara langsung oleh Presiden di Istana Bogor, beberapa hari lalu," tegasnya. 

Saat ini, ujar Ni'am, para pemuda di Indonesia dan ASEAN dihadapkan pada persoalan seperti pengangguran pemuda,  dan minimnya daya saing pemuda dalam kompetisi global. IPM yang masih rendah. Di sisi lain masih sering terjadi konflik sosial atas dasar perbedaan etnis dan juga agama.

Selain soal moderasi dan toleransi, Ni'am menjelaskan bahwa sidang SOMY menyepakati penguatan program kepemudaan di bidang kewirausahaan, penguatan kepemimpinan, serta voluntarisme.

"Semoga dari kegiatan ini ada transfer ilmu, transfer pengetahuan dan kolaborasi sehingga ada kerja sama secara lebih baik dalam pengembangan kepemudaan," harapnya. 

Ada beberapa kegiatan yang menjadi rangkaian Asean SOMY, di antaranya Asean Youth Expo,  Asean Youth Camp, dan International Youth Budhist Conference.

Kegiatan lainnya  yang akan dilaksanakan Indonesia adalah Internasional Buddhist Conference (27-29 Mei) di Candi Borobudur Magelang.

"Semua kegiatan ini adalah sebagai wujud komitmen pergaulan internasional untuk membangun kesepahaman dan kerjasama yang baik tingkat Asean," pungkas mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu.

Dalam forum tersebut, Ni'am menyampaikan laporan terkait kegiatan yang menjadi komitmen SOMY sebelumnya, yaitu Asean Youth Interfaith Camp (AYIC) yang bertempat di Pesantren Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar