Banner

Breaking News

LDNU: Jangan Tuntut Presiden Untuk Sempurna


Sumber gambar: metrotvnews.com


Menurut Wakil Ketua Pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kota Bekasi, KH Adam Malik Azzuhri, siapa yang tidak mengakui Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia (RI), sementara pada kenyataannya ia memang presiden, maka secara tidak langsung merupakan sebuah perbuatan yang menentang terhadap Qodrat dan Iradat Allah.

"Akui dan syukuri saja dengan ikhlas segala kurang dan kelebihannya. Beliau itu adalah pemimpin negeri yang dikaruniai Allah untuk rakyat Indonesia. Memang faktanya seperti itu," kata Kiai Adam, kepada Media PCNU Kota Bekasi, Kamis (26/4).

Ia mengimbau agar masyarakat tidak selalu menuntut presiden dalam segala aspek kepemimpinannya. Hal tersebut adalah mustahil karena Jokowi adalah manusia biasa yang pasti terdapat salah dan benar. Di dalam diri presiden, juga ada kekurangan dan kelebihan.

"Ingin mengganti presiden di negeri ini, pasti juga sama. Tidak akan dapat memuaskan seluruh kebutuhan, apalagi menuruti semua keinginan rakyat. Jangan menuntut kesempurnaan atas diri presiden. Itu mustahil," katanya. 

Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu saja, imbuh Kiai Adam, terdapat banyak hamba yang seperti merasa tidak terpuaskan. Lebih-lebih, hanya seorang Jokowi yang statusnya juga sebagai hamba. 

"Presiden itu juga seorang hamba yang banyak lemah dan kurangnya. Jangan menuntut agar Pak Jokowi dapat memuaskan nafsu atau keinginan semua rakyat. Itu hanya ada dalam alam khayalan," tegasnya.

Kiai Adam mengajak masyarakat untuk menghargai dan menghormati presiden, sekalipun bukan pilihan pribadi saat Pemilu 2014 lalu. Sebagai manusia, tentu tidak bisa menolak segala hal yang telah menjadi takdir dari Allah. 

"Bersikap bijaklah kita terhadap sesama. Doakan agar Allah memberi hidayah dan beliau (Presiden Jokowi) diselamatkan dari kekeliruan dan kesalahan," harapnya. 

Daripada sibuk mencibir kinerja presiden, Kiai Adam menganjurkan kepada umat Islam agar senantiasa melakukan koreksi diri. Ihwal apa yang telah diperbuat untuk bangsa dan negara. 

"Persembahkanlah manfaat apa yang sudah kita lakukan dengan ikhlas buat keluarga dan lingkungan kita. Tidak sepantasnya kita sebagai rakyat terhadap pemimpin bersikap nyinyir, mencela, menghina, menghujat, meremehkan, mencibir, dan bahkan memfitnah," katanya. 

Walau demikian, Kiai Adam tak yakin bahwa sifat-sifat buruk seperti itu adalah milik masyarakat Indonesia. Sebab perilaku tercela tersebut merupakan perbuatan jahiliyah yang sengaja diimpor dari negara atau paham tertentu. 

"Entah, kita tidak tau," tambahnya. 

Menurutnya, Jokowi sebagai pemimpin telah berusaha dan berbuat yang terbaik untuk rakyat. Maka, tak perlu memvonis segala macam prestasi atau kinerjanya sebagai pencitraan. 

"Itu suudzon yang berlebihan. Karena penilaian tersebut adalah hak prerogatif Allah," tuturnya. 

Berangkat dari keimanan kepada Allah, ia menyarankan agar seluruh masyarakat harus menghormati dan menaati pemimpin. Tak perlu menuntut kesempurnaan. Sebab itu adalah mustahil. 

"Ingat, kesempurnaan hanya milik Allah," pungkasnya. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar