Banner

Breaking News

Da'i Jubah Ireng: Masjid Sebagai Tempat Pemersatu Umat




Da'i Jubah Ireng dan Sekretaris PW IPNU Jawa Barat


Masjid merupakan tempat pemersatu umat. Bukan justru malah sebaliknya, menciptakan percikan api permusuhan. Sehingga umat menjadi terpecah-belah.

Hal tersebut diungkapkan Pimpinan Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka) Kota Bekasi Ustadz Sayyidi Al-Manaf atau yang akrab disapa Da'i Jubah Ireng saat berbincang santai usai ceramah di Masjid Jami' Al-Ikhlas, Jalan Narogong KM 11, Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (11/5) malam.

Ia pernah mendatangi sebuah pertemuan keagamaan, yakni silaturrahmi di salah satu masjid di Kota Bekasi. Karena niatnya adalah silaturrahmi, penceramah berambut gondrong dan berpakaian serba hitam itu menghadiri.

"Saya diundang, karena itu Silaturrahmi, ya saya datang. Tapi sampai di sana, ceramah-ceramahnya justru tidak sesuai dengan yang ada di undangan. Mereka mendatangkan tokoh-tokoh dan menjelek-jelekkan pemerintah yang sah," ungkapnya.

Da'i Jubah Ireng menyayangkan hal itu. Menurutnya, penceramah atau da'i yang baik adalah seseorang yang memberikan materi keagamaan sesuai dengan tema pembahasan. Menyejukkan dan mencerahkan umat.

"Kalau temanya Isra Mi'raj, ya sampaikanlah soal perjalanan Nabi hingga turun perintah shalat lima waktu itu. Jangan justru diisi dengan materi di luar itu. Apalagi politik (kekuasaan) yang cenderung memecah-belah," tegas murid dari Pengasuh Padasuka, KH Syarif Rahmat, ini.

Ia pun berkisah, pernah menghadiri sebuah majelis di Kota Bekasi. Hal yang sangat disayangkan adalah terdapat seorang jamaah yang kedapatan membawa senjata tajam jenis samurai.

"Itu kan aneh begitu. Masa acara keagamaan, tapi bawa senjata tajam. Saya bilang ketika itu, kalau masih membawa senjata tajam, berarti belum sakti," kelakarnya.

Karena itu, ia ingin mempersatukan ulama-ulama yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama'ah (Aswaja) An-Nahdliyah agar tidak tercampuri dengan paham-paham Wahabi.

"Kalau di Jawa Tengah dan Jawa Timur, paham NU sudah selesai. Tapi di Jawa Barat, belum. Saya juga sudah mengajak Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk bergabung di padepokan. Jadi, ini dalam rangka agar NU tidak punya varian rasa Wahabi. Saya menyebutnya Asrabi," ungkap Da'i Jubah Ireng.

Pada kesempatan malam itu, ia membuka pengobatan gratis kepada seluruh jama'ah yang ingin menyembuhkan penyakit mata. Salah satu yang mencoba penyembuhan tersebut adalah Sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Barat Rizki Topananda. 

Metode itu dilakukan Da’i Jubah Ireng hanya dengan meniup mata pasien dan kemudian terasa sangat perih. Setelah kira-kira 5 menit, mata baru bisa dibuka dan akan mampu melihat dengan lebih cerah. Alangkah lebih baiknya dan untuk kesembuhan, dilakukan secara rutin dengan mendatangi padepokannya di daerah Jatiasih, Kota Bekasi. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar