Banner

Breaking News

Pelajar NU dan Perjuangan Melawan Hoaks


Foto bersama usai materi Jurnalistik 


Pelajar dan pemuda Nahdlatul Ulama mesti ambil bagian dalam memperjuangkan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama'ah An-Nahdliyah. Salah satu wadah untuk berjuang di era kekinian adalah di media sosial. Melawan berita hoaks merupakan salah satunya.

Hal tersebut disampaikan Wartawan Jawa Pos Ahmad Nasrudin Yahya saat memberikan materi Jurnalistik dalam Latihan Kader Muda (Lakmud) Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Kota Bekasi yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Fatahillah, Mustikajaya, Kota Bekasi, Ahad (18/3).

"Menulis itu melawan. Banyak tokoh pendiri bangsa yang melakukan aktivitas menulis dengan maksud melawan kejahatan. Contohnya Bung Karno. Ia menulis di bawah tekanan hegemoni kekuasaan penjajah Belanda demi sebuah kemerdekaan," kata Uyay, begitu sapaan akrabnya.

Ia menyebut peredaran hoaks kian massif. Terlebih NU yang sering menjadi bulan-bulanan dari pemberitaan yang menyudutkan. Maka, perlawanan yang mesti digalakkan adalah dengan menulis konten positif di media sosial.

"Namun, hal yang mesti diperhatikan dalam menulis adalah dengan membaca dan peka terhadap keadaan sekitar. Mustahil seseorang bisa menulis kalau tidak membaca. Gerakan literasi di tubuh NU harus segera dilakukan agar di media sosial tidak terjadi penumpukan sampah yang menimbulkan bau busuk," tegasnya.

Dengan dua hal itu, imbuh Uyay, menulis akan sangat terasa mudah. Maka, tidak akan ada lagi alasan sulitnya bagaimana memulai sebuah tulisan. IPNU dan IPPNU harus segera memulainya demi menggerus hoaks di media sosial.

"Berselancar lah di media sosial, tapi dengan membawa kedamaian dan kesejukan. Karena selama ini, gerakan radikalisme sering dipicu oleh tulisan-tulisan yang provokatif," pungkasnya. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar