Kisah Nabi Adam Terusir dari Surga Jadi Bekal untuk Pilpres
![]() |
Jubah Ireng saat ceramah di Aula Polres Metro Bekasi Kota |
Ketua Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kota Bekasi Ustadz Jubah Ireng menceritakan kisah Nabi Adam ketika di surga, sebagai bekal untuk Pilpres, 17 April mendatang.
"Ternyata ada yang tidak suka dengan kedamaian yang ada pada Nabi Adam. Sehingga berupaya agar Nabi Adam diusir dari surga," kata Jubah Ireng, dalam ceramahnya, di Aula Polres Metro Bekasi Kota, Rabu (10/4) malam.
Dikatakan, iblis dengan dandanan yang sangat luar biasa, dengan jubah dan jenggot yang panjang, datang menemui Nabi Adam seraya bertanya ihwal apa yang dilarang oleh Allah.
Kepada iblis, Adam mengaku bahwa dilarang untuk memakan buah khuldi. Sementara iblis, lanjut Jubah Ireng, mengatakan bahwa hal tersebut adalah hoaks atau berita bohong.
"Seandainya kau makan khuldi, kau akan kekal. Sebab dengan memakan khuldi kau akan memiliki semuanya, dunia dan akhirat," kata Jubah Ireng, meniru ucapan iblis kepada Nabi Adam.
Iblis ini, imbuhnya, merayu terus. Dengan tegas dan penuh keyakinan, iblis mengatakan bahwa berita yang dibawa adalah valid dan dapat dipercaya kebenarannya.
"Maka dengan iming-iming tersebut, Nabi Adam percaya. Padahal itu adalah hoaks, tanpa adanya tabayyun terlebih dulu. Akhirnya Adam terhipnotis dengan kata-kata luar biasa," kata Jubah Ireng.
Akhirnya Nabi Adam memakan buah khuldi karena termakan hoaks. Menariknya, yang membawa berita hoaks iblis, tapi yang dihukum justru Nabi Adam.
Karena itulah kemudian, Jubah Ireng mengajak hadirin untuk berhati-hati dengan kondisi zaman.
"Seolah-olah kita dikasih racun. Tapi sebenarnya madu. Begitu juga sebaliknya," kata Jubah Ireng.
Kalau sangat mudah dipercaya, menurut Jubah Ireng, seseorang akan sangat mudah terhipnotis dengan berita yang beredar saat ini.
"Maka jangan mudah terperdaya dengan hoaks. Terlebih dalam memilih presiden. Saya kalau disuruh memilih pemimpi atau pemimpin, maka saya akan pilih pemimpin," katanya.
Jubah Ireng melanjutkan, kalau ditawarkan roti tapi ada di hadapan mata dan kemudian ditawarkan pizza yang hanya angan-angan, ia mengaku akan lebih memilih roti.
"Karena saya pilih yang pasti-pasti saja," pungkas Jubah Ireng. (Aru Elgete)
Post Comment
Tidak ada komentar