Banner

Breaking News

Begini Sejarah Jargon Hubbul Wathon Minal Iman



Silaturahim dan Inaugurasi di Islamic Centre Bekasi


Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadlratussyaikh KH Hasyim Asy'ari pernah menyatakan bahwa barangsiapa yang mati demi mempertahankan nasionalisme, maka dihukumi sebagai mati syahid. 

"Barangsiapa berkhianat kepada nasionalisme, maka harus dibunuh, sekalipun tidak dihukumi sebagai kafir," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dalam acara Silaturahim dan Inaugurasi Madrasah Kader Nahdlatul Ulama, di Islamic Centre KH Noer Ali Bekasi, Jawa Barat, Kamis (11/4).

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah ini, Mbah Hasyim memang tidak pernah mengafirkan orang. Lebih-lebih, kepada ahlul qiblah.

"Jadi selama seseorang beribadah menghadap kiblat, maka tidak boleh dikafirkan," kata Kiai Said. 

Dikatakan, Mbah Hasyim merupakan orang yang bijak, cerdas, dan bijaksana. Sejak tahun 1916, kakek Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid tersebut, tahu bahwa kekhilafahan Islam di Turki akan bubar.

"(Dan) kalau bubar, di sini jangan sampai jadi negara yang tidak peduli agama. Atau bahasa sekarang adalah sekuler," terang Kiai Said.

Sebab, ketika kekhilafahan Islam bubar, maka akan berdiri sendiri-sendiri negara di dunia. Maka, lanjut Kiai Said, Mbah Hasyim tidak ingin jika masyarakat Nusantara menjadi sekuler.

"Kalau nanti berdiri negara sendiri, maka negara ini, disamping ada jiwa nasionalisme yang ditumbuhkan, tetapi juga ada ruh keimanan sebagai pondasi bernegara," jelas Kiai Said di hadapan ribuan Alumni MKNU dari Purwakarta, Subang, Depok, dan Bekasi.

Karena kecerdasan yang dimiliki Mbah Hasyim itulah, imbuh Kiai Said, saat masih berdiri kekhilafahan Islam di Turki pun, Mbah Hasyim sudah menelurkan jargon 'hubbul wathon minal iman'.

"Artinya, jika anda seorang yang beriman, maka harus nasionalis. Begitu juga sebaliknya. Kalau anda seorang nasionalis, maka harus beriman," tegas Kiai Said.

Pada kesempatan tersebut, hadir pula Ketua PBNU H Robikin Emhas, Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah, Sekretaris PWNU Jawa Barat H Asep Saepudin Abdillah, Wakil Rois Syuriyah PWNU Jawa Barat KH Abun Bunyamin, Ketua PCNU Kota Bekasi KH Madinah, Rois Syuriyah PCNU Kota Bekasi KH Mir'an Syamsuri, dan Walikota Bekasi yang juga Mustasyar PCNU Kota Bekasi H Rahmat Effendi.

(Aru Elgete)

Tidak ada komentar