Banner

Breaking News

Keturunan Nabi Tidak Dijamin Berakhlak Baik


Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya

Rais ‘Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya mengatakan, seluruh keturunan yang memiliki nasab langsung ke Nabi Muhammad tidak menjamin bahwa akhlak orang tersebut baik.

Alasan itu dijelaskan secara lugas oleh ulama kharismatik asal Pekalongan itu saat menerima rombongan Anjangsana Islam Nusantara STAINU Jakarta, di kediamannya, pada Selasa 24 Januari 2018 lalu.

"Meskipun punya nasab langsung ke Rasulullah, belum tentu akhlak orang itu baik. Karena ini persoalan ma'shum (terbebas dari dosa)," jelas Habib Luthfi.

“Jangan heran jika (keturunan Nabi, red) ada yang berakhlak tidak baik, lah wong mereka tidak di-ma’shum kok,” lanjut Habib Luhtfi dengan gaya bicara yang khas.

Dengan demikian, menurutnya, belajar dan memahami sejarah secara tuntas sebagai cerminan berpikir dan bertindak menjadi langkah penting. 

"Termasuk (belajar) sejarah perjalanan Nabi Muhammad yang penuh dengan teladan baik dan akhlak yang mengesankan," katanya.

Sebutan Habib

Beberapa waktu lalu dalam kunjungannya ke ndalem Gus Mus, Prof HM Quraish Shihab mengatakan bahwa sebutan Habib mempunyai makna orang yang dicintai sekaligus mencintai

"Seseorang dengan sebutan Habib tidak hanya ingin dincintai tetapi juga harus mencintai," jelas Penulis Kitab Tafsir Al-Misbah ini.

Prof Quraish memberikan penekanan bahwa ada persoalan mendasar terkait sebutan Habib, yaitu akhlak.

"(Akhlak) ini menjadi alasan fundamental bahwa tidak semua keturunan Rasulullah bisa disebut habib," jelasnya.

Dari beberapa literatur, keturunan Nabi dari Sayyidina Husein disebut sayyid, sedangkan dari Sayyidina Hasan disebut assyarif.

Hasan dan Husein merupakan putra Sayyidah Fatimah binti Muhammad dari hasil pernikahannya dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Selama ini, sebutan habib harus melalui komunitas dengan berbagai persyaratan yang sudah disepakati.

Hal ini ditekankan oleh organisasi pencatat keturunan Nabi, Rabithah Alawiyah. Di antaranya cukup matang dalam hal umur, memiliki ilmu yang luas, mengamalkan ilmu yang dimiliki, ikhlas terhadap apapun, wara atau berhati-hati, serta bertakwa kepada Allah.

Tak kalah pentingnya, Rabithah Alawiyah yang dipimpin oleh Habib Zen bin Smith (salah seorang Mustasyar PBNU) menekankan, akhlak yang baik menjadi salah satu alasan utama keturunan Nabi disebut Habib. 

(Sumber: NU Online)

Tidak ada komentar