Banner

Breaking News

Gus Dur Membela Habaib


Sumber: muslimoderat.net

Presiden RI ke-4 yang juga pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdurrahman Wahid kerap berbeda sikap dan pandangan dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Shihab. Namun, penghormatan Gus Dur kepada habib tak pernah kurang.

Atas nama keadilan, Gus Dur pernah membela Habib Rizieq. Hal itu dapat dibuktikan kebenarannya di Kepala Sama Berbulu, Pendapat Berlain-lain dalam Duta Masyarakat pada 2002.

Menurut Gus Dur, tindakan Habib Rizieq yang memprotes polisi atas penangkapannya, menunjukan ketundukan kepada NKRI dan UUD 1945. Sebab, sebagaimana disampaikan pengacara Habib Rizieq, penangkapan itu cacat hukum. Karenanya, ia mengajukan gugatan.

Dengan demikian, kata Gus Dur, sebetulnya Habib Rizieq menganggap kepolisian sebagai penyelenggara keamanan dan pemeriksa hukum dalam negeri yang berwenang memeriksa dirinya.

“Ia menjaga dirinya dari tindakan apa pun yang tidak sesuai dengan UUD 1945. Boleh jadi ia melanggar hukum, tetapi justru hukum itulah yang melindunginya dari tindakan apa pun oleh negara atas dirinya,” kata Gus Dur.

Jauh sebelum itu, pada masa Orde Baru, Gus Dur pernah juga melakukan pembelaan kepada para habib yang waktu itu dikritik terkait jasa dan peran mereka di Indonesia.

Di Pondok Pesantren Al-Fachriyah di Cileduk sekitar tahun 1994, sebagaimana ditulis Muslimmedianews.com, di antara pidato yang disampaikan Gus Dur adalah sebagai berikut: 

“Hanya orang bodoh yang mengatakan batu permata dibilang batu koral. Dan yang paling bodoh batu permata kok dihargakan batu kerikil. Mereka para cucunya Rasulullah SAW datang ke negeri ini merupakan karunia Tuhan yang terbesar. Dan hanya orang-orang yang kufur nikmat kalau tidak mau mensyukurinya.”

Maka tak heran, ketika Habib Umar bin Hafidz dari Yaman dikabarkan ditangkap polisi, yang paling terusik adalah NU. Ternyata kabar itu adalah kebohongan belaka, sehingga bagi Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Hery Haryanto Azumi, itulah fitnah keji dari pihak yang mengadu domba pemerintah dan ulama.  


Penulis adalah Abdullah Alawi, Redaktur NU Online dan warga NU Sukabumi, Jawa Barat.

Tidak ada komentar