Toleransi adalah Perintah Allah, Wajib Hukumnya
Jaringan GUSDURian Bekasi Raya |
Seorang Penulis Buku Keislaman, KH Agus Mustofa pernah
menyampaikan bahwa tujuan Allah menciptakan manusia di muka bumi adalah ja’ilun fi al-ardhi khalifah yang
bertugas untuk mengatur keberlangsungan kehidupan di dunia.
“Kalau misalkan kita menindas orang yang lemah malah justru
kita sendiri yang akan binasa,” kata salah seorang tokoh agama Kabupaten Bekasi,
Ustadz Muhib Syadzili dalam peringatan Hari Toleransi
Internasional yang diselenggarakan Jaringan GUSDURian Bekasi Raya, di Kantor
PCNU Kabupaten Bekasi, Jum’at (16/11) lalu.
Sebab, lanjutnya, orang-orang lemah yang tertindas itu lama-kelamaan
akan membuat sebuah jaringan yang sangat kuat sehingga melakukan perlawanan.
“Maka menindas orang-orang lemah itu merupakan perilaku bunuh
diri,” kata Ustadz Muhib.
Sehingga untuk menjadi khalifah,
haruslah memiliki rasa toleransi yang tinggi. Yakni sebuah sikap dalam
menciptakan kehidupan yang damai, tenteram, dan tenang.
“(Karena) sesungguhnya toleransi itu adalah perintah Allah.
Yakni yang termaktub dalam Al-Quran, surat Al-Hujurat ayat 13,” terangnya.
Bahwa Allah menciptakan manusia dari laki-laki dan perempuan.
Itulah Nabi Adam dan Siti Hawa. Ayat ini menegaskan kepada manusia bahwa setiap
orang di muka bumi ini adalah saudara.
“Sebab kita berasal dari satu rahim dan satu benih. Kemudian
setelah itu Allah menjadikan kita bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Tujuannya
adalah lita’arafu. Untuk saling mengenal
satu sama lain. Ini (toleransi) adalah perintah Allah,” jelasnya.
Dalam kajian ushul
fiqih, tambah Ustadz Muhib, asal hukum adalah wajib. Maka menjadi wajib
hukumnya untuk saling mengenal kepada sesama saudaranya.
“Orang tidak mungkin bisa saling mengenal kalau tanpa
toleransi. Ketika kita melakukan perbuatan yang toleran, maka saat itu kita
sedang menjalankan perintah Allah yakni lita’arafu,”
ucapnya.
Ayat tersebut mengingatkan manusia untuk bisa saling mengenal
kepada siapa dan apa pun latar belakang seseorang. Inilah salah satu misi yang
dibawa oleh Gus Dur.
“Maka itu marilah kita masuk ke dalam Jaringan GUSDURian dengan
niat tabarukan kepada Gus Dur, meneladani sikap luhur beliau, dan juga bertujuan
untuk saling mengenal satu sama lain,” pungkasnya. (Aru Elgete)
Tidak ada komentar