Kurang Ilmu, Sebabkan Perilaku Intoleran
Ustadz Muhib Syadzili (kanan) |
Jaringan GUSDURian Bekasi Raya diharapkan dapat mengubah
wajah Bekasi yang dinilai sebagai daerah yang cukup tinggi perilaku
intoleransinya.
Hal tersebut diungkapkan salah seorang tokoh agama Kabupaten
Bekasi, Ustadz Muhib Syadzili saat menghadiri peringatan Hari Toleransi
Internasional yang diadakan GUSDURian Bekasi Raya, di Kantor PCNU Kabupaten
Bekasi, pada Jum’at (16/11) lalu.
“Mungkin intoleran itu diakibatkan karena kurangnya ilmu,”
katanya.
Ia melanjutkan bahwa seorang sahabat karib Gus Dur, yakni Habib
Muhammad Quraish Shihab ingin merekrut orang-orang yang suka mendapatkan
beasiswa ke berbagai perguruan tinggi di Timur Tengah.
“Saat itu tidak dites satu per satu. Hanya saja, mahasiswa
yang ada di sana ditanya dalam sehari dapat meluangkan waktu selama berapa jam.
Ada yang menjawab satu hingga dua jam,” kata Ustadz Muhib.
Lalu, Habib Quraish yang saat itu menduduki jabatan sebagai Menteri
Agama mengatakan bahwa dirinya sangat sibuk. Namun dalam sehari, tidak pernah
lepas untuk membaca buku selama 8 jam.
Oleh karena itu, sudah dapat dipastikan jika ada orang yang
kerap melakukan aksi intoleransi adalah mereka yang kurang ilmu. Sebaliknya, orang-orang
yang memiliki rasa toleransi yang tinggi maka punya ilmu yang sangat banyak. (Aru Elgete)
Tidak ada komentar