Di Makesta Raya, Ketua NU Bekasi Kisahkan Kesaktian Kiai Abbas Buntet
Di saat para kolonialis Belanda sudah
memiliki senjata api, bedil, dan senapan, pejuang kemerdekaan Indonesia hanya menggunakan
bambu runcing untuk mengusir penjajah. Namun, senjata tradisional tersebut ada
doanya.
Demikian diungkapkan Ketua Pengurus
Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Kota KH Zamakhsyari Abdul Majid saat memaparkan
materi ke-NU-an dalam agenda kaderisasi Makesta Raya PC IPNU IPPNU Kota Bekasi,
di SMK Prima Ma’arif NU, Jatimurni, Pondokmelati, Sabtu (15/9).
“Jadi ada Kiai Abbas dari Buntet
Pesantren Cirebon yang kemudian melihat pesawat milik penjajah melintas, beliau
lalu mengambil satu butir tasbih dan dilemparkan ke pesawat itu. Apa yang
terjadi? Itu pesawat jatuh. Jatuh hanya menggunakan sebutir tasbih,” jelas Kiai
Zamakhsyari.
Ia melanjutkan, pada peristiwa 10
November di Surabaya, ada seorang agitator yang bernama Bung Tomo. Dalam orasinya,
Bung Tomo kerapkali menyuarakan pekik takbir sebagai penyemangat untuk melawan
kejahatan penjajah.
“Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar.
Begitu Bung Tomo selalu menyelipkan pekik takbir di sela-sela orasinya. Jadi
yang duluan takbir itu NU, FPI mah belakangan,”
jelasnya seraya berkelakar.
Maka, Kiai Zamakhsyari menekankan
kepada seluruh peserta Makesta Raya yang ada di hadapannya untuk senantiasa
menanamkan jiwa patriotisme. (Aru Elgete)
Tidak ada komentar