Banner

Breaking News

Inilah Tiga Model Kiai di Lingkungan NU


Kiai Zamakhsyari Abdul Majid

Dalam tradisi keulamaan di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang (PC) NU Kota Bekasi, KH Zamakhsyari Abdul Majid menyebutkan ada tiga model kiai. Yakni kiai sembur, kiai tandur, dan kiai catur. 

Hal tersebut diungkapkan saat berdiskusi santai di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, Komplek Islamic Centre KH Noer Ali, Jalan Ahmad Yani, Margajaya, Bekasi Selatan, pada Kamis (9/8) siang.

Menurutnya, kiai sembur adalah tokoh ulama di kampung yang memiliki ilmu kebatinan dan kanuragan. Membacakan air dengan doa-doa yang kemudian diminum agar hidup menjadi berkah.

"Itu kiai sembur. Membacakan air putih dengan doa-doa dan kemudian bisa menyembuhkan orang sakit atas seizin Allah. Kerjanya lebih kepada mengurusi santri dan masyarakat di rumah atau pondok pesantren," jelas Kiai Zamakhsyari.

Sementara kiai tandur, lanjutnya, merupakan sosok ulama yang memiliki banyak usaha. Namun sayang, kiai tandur ini seringkali menjadi pengemis harta dan kedudukan karena penguasaan ilmu pengetahuan. 

"Tapi kiai tandur ini adalah sosok ulama yang memiliki ekonomi yang cukup," lanjut Ketua Umum MUI Kota Bekasi ini.

Sedangkan kiai catur merupakan tokoh panutan ulama yang lintas sektoral. Kemampuannya adalah menguasai lapangan, dan memiliki mobilitas yang tinggi.

Kiai Zamakhsyari menambahkan, kiai catur inilah yang dibutuhkan oleh NU. Yakni sosok yang berkeinginan untuk selalu bekerja dalam rangka menghidupi organisasi. Karena menurutnya, kiai catur selalu rela berkorban dan berjuang untuk NU.

"Kiai catur ini ya seperti di dalam permainan catur. Dia rela berhadapan dengan siapa pun. Tapi tetap punya jiwa kepemimpinan. Itu yang penting. Di samping mobilitas yang tinggi, leadership tetap terjaga," jelas Kiai Zamakhsyari.

Untuk menjaga marwah NU dari kepungan para pembenci, maka NU secara organisasi membutuhkan sosok atau figur kepemimpinan. Kiai catur itulah yang bisa membawa NU pada kemuliaan, menjadikan NU sebagai organisasi Islam kemasyarakatan yang disegani.

"Selama ini, NU itu disegani karena sosok ketuanya. Jiwa kepempinan dan mobilitas dari pimpinan NU itu penting untuk menunjang NU ke depan menjadi lebih baik," katanya.

Sebagai informasi, pada Desember 2018 mendatang, PCNU Kota Bekasi akan melaksanakan Konferensi Cabang (Konfercab) IV. Sedangkan Kiai Zamakhsyari sudah tiga periode, sejak 2003, memimpin NU di Bumi Patriot ini.

"Kita butuh regenerasi yang punya jiwa kepemimpinan dan mobilitas ke-NU-an yang tinggi," tutup Kiai Zamakhsyari. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar