Banner

Breaking News

Ulama NU Harus Kuasai Sosiologi Dakwah


Sekretaris PCNU Kota Bekasi, Ayi Nurdin


Nahdlatul Ulama (NU) memiliki potensi besar untuk berkiprah di daerah perkotaan. Hal itu kalau para kiai, da'i, dan ulama NU mampu mempelajari sosiologi dakwah yang terdapat di kehidupan masyarakat kota.

Itulah yang disampaikan Sekretaris NU Kota Bekasi Ayi Nurdin, di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi, Komplek Islamic Center KH Noer Ali, Jalan Ahmad Yani, Margajaya, Bekasi Selatan, Senin (4/6).

"Sekitar 70%, di Kota Bekasi ini adalah perumahan. Masyarakatnya pun sebagian besar itu menengah ke atas. Banyak dari mereka itu yang memiliki gairah keagamaan yang tinggi. Ini potensi NU sebenarnya," katanya.

Namun, lanjut Ayi, orang-orang di struktur NU belum mampu memetakan bagaimana masyarakat perkotaan dalam beragama. Artinya, tugas NU adalah menyatukan antara fikroh (pemikiran) dan harakah (pergerakan) Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah An-Nahdliyah.

"Permasalahan kita itu selalu kalah dalam kemasan. Ustadz-ustadz NU itu kalau keluar selalu tampil seperti bukan ustadz. Sehingga seringkali kalah dan tenggelam oleh ustadz yang berpenampilan layaknya ustadz, padahal hanya lulusan pesantren kilat," jelasnya.

Menurut Ayi, kader NU punya referensi lebih ketimbang orang-orang yang secara keagamaan berafiliasi dengan paham Salafi-Wahabi. Akan tetapi, belum mampu memanfaatkan hal tersebut untuk bersaing di tengah masyarakat perkotaan.

"Mereka (salafi-wahabi) hanya segelintir saja sebenarnya. Tapi mereka pede untuk berdakwah. Sementara orang NU banyak, referensi kitab kuning pasti dikuasai karena bertahun-tahun mempelajarinya di pondok pesantren," jelasnya.

Ayi berharap saat ini NU, secara kelembagaan, khususnya NU Kota Bekasi sudah semestinya berhenti melakukan kegiatan yang sifatnya seremonial belaka. Melainkan, NU wajib hukumnya mengadakan kaderisasi secara masif agar sosiologi dakwah di kota dapat dikuasai.

"Kaderisasi itu penting. Kita harus bisa mengemas santri-santri jebolan pesantren seperti Lirboyo dan pesantren salaf lainnya yang mempelajari berbagai kitab kuning untuk mampu berdakwah di tengah kehidupan masyarakat perkotaan," pungkasnya. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar