Banner

Breaking News

Istighotsah NU Kota Bekasi Inginkan Pilkada Berjalan Aman dan Kondusif


Kiai Acep Basuni saat sedang ceramah.

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi mengadakan Istighotsah Kubro dalam rangka mendoakan dan memohon pertolongan kepada Allah agar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak berjalan aman, kondusif, dan lancar.

Dengan dihadiri kurang lebih dua ratus orang, Istighotsah berlangsung sangat khidmat. Acara tersebut diselenggarakan di Gedung NU Center El-Sa'id, Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa (26/6) malam. 

Pada kesempatan itu, Katib Syuriyah PCNU Kota Bekasi KH Acep Basuni berkesempatan memimpin Istighotsah dan menyampaikan ceramah. Ia mengatakan bahwa dalam Istighotsah terdapat beberapa bacaan yang disusun oleh para ulama terdahulu, salah satunya:
قدضاقت حيلتي ادركني يا الله
Doa itu dibaca saat situasi terasa sangat mendesak. Sementara hal yang mendesak, menurut Kiai Acep adalah soal kontestasi Pilkada Serentak yang akan berlangsung hari ini (27/6).

Jadi, yang dimohonkan oleh warga NU Kota Bekasi pada Istighotsah Kubro yang pertama adalah Pilkada berjalan aman. Kedua, H Rahmat Effendi sebagai Mustasyar PCNU mesti didukung agar terpilih menjadi Walikota Bekasi.

"Dunia ini yang mendesak itu adalah pimpinan. Pimpinan adalah kemuliaan, dan Pilkada merupakan keniscayaan termasuk di dalamnya memilih pemimpin. Karena itu bagi NU, mencoblos di billik suara nanti hukumnya wajib," kata Kiai Acep.

Karena menurutnya, H Rahmat Effendi sebagai Mustasyar PCNU. Warga NU harus memilih karena demi kemaslahatan umat, dan secara khusus bagi NU Kota Bekasi.

"Kalimat 'dhoqot' itu ada dua makna, ke dalam dan ke luar. Pertama adalah menguntungkan NU, dan kedua secara umum yang berarti kita semua sepakat untuk Pilkada ini berjalan aman," ungkapnya.

Oleh karena itu, tambah Kiai Acep, sebagai masyarakat NU wajib untuk mensukseskan Pilkada dengan mencoblos Mustasyar PCNU Kota Bekasi, H Rahmat Effendi.

Maka, lanjutnya, golput hukumnya haram. Sebab Pilkada merupakan sistem. Bahkan, Allah mengutus Nabi Adam dengan kalimat:
إني جاعل فى الارض خليفة
"Artinya, manusia diutus ke bumi untuk mengatur patuh terhadap sistem. Sistemnya tentu sistem Allah, yakni Al-Qur'an dan Hadits. Nah, sistem demokrasi di Indonesia sudah sesuai dengan Al-Qur'an," jelasnya.


Surat Yasin, Jantungnya Al-Qur'an.

Dalam Istighotsah itu, dibaca pula Surat Yasin sebanyak tiga kali. Yasin merupakan jantungnya Al-Qur'an. Seorang manusia masih bisa hidup apabila jantungnya sehat, sekalipun anggota tubuh yang lain tidak lengkap.

"Akan tetapi manusia bakal mati kalau jantungnya rusak. Maka Yasin yang menjadi perasan Al-Qur'an, disebut sebagai Qolbun Qur'an," terang Kiai Acep.

Kiai Acep menambahkan, apabila Yasin diperas menjadi Fatihatul-Qur'an (Al-Fatihah). Kemudian diperas lagi menjadi kalimat Bismillah. Diperas lagi menjadi huruf Ba'.

"Sayyidina Ali pernah bilang, kalau ingin tahu kandungan Al-Qur'an, lihat saja Ba'-nya. Oleh sebab itu, di daerah Madura, terdapat wafak (jimat) hanya tertulis huruf Ba' yang ditulis dengan tinta emas, dibungkus kain putih kemudian bisa laku dengan harga yang mahal," jelasnya.

Ada apa dengan Ba'? Karena pada Ba' itulah yang sesungguhnya terdapat kandungan Al-Qur'an.

Nah di dalam surat Yasin yang dikatakan Qolbun Qur'an, ada sebuah ayat yang juga menjadi jantungnya. Firman Allah ini sangat menukik karena semakin sepesifik, mengandung penjelasan soal kekuasaan Allah.

Kalimat itu yakni:
إنماأمره إذا اراد شئ ان يقول له كن فيكون
Kiai Acep mengatakan bahwa kalimat itu telah dibakukan oleh ulama-ulama terdahulu (salafussaleh) ke dalam susunan doa dan Istighotsah, karena dinilai memiliki kelebihan. Maka, hadirkan jantungnya surat Yasin itu di hati agar Pilkada Serentak berlangsung aman dan lancar.

"Apa-apa yang akan terjadi di hari H dan pasca-Pilkada, semua telah menjadi hak mutlak Allah, kita pasrahkan diri semoga semunya menjadi hasil maksud dan baik-baik saja," pungkasnya.

(Aru Elgete)

Tidak ada komentar