Banner

Breaking News

Sejumlah Tuntutan Kompetensi Generasi Muda Bangsa





Oleh: Heri Kuswara 

Di tengah arus globalisasi yang semakin tak terbatas ruang dan waktu, ditandai dengan super cepat dan canggihnya perkembangan teknologi informasi komunikasi, sehingga saat ini kita berada dalam era revolusi industri 4.0 yang  digerakan dengan pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan teknologi lainnya.

Perkembangan teknologi tersebut dikenal dengan istilah disruptive innovation. Yakni, sebuah fenomena dimana setiap orang atau institusi senantiasa mengedepankan bentuk kreatifitas dan inovasi dalam setiap aktivitasnya, terutama dalam bidang usaha atau bisnis. Sehingga tetap bertahan dan eksis dalam persaingan yang tanpa batas.

Di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), era disruptive innovation memaksa setiap kita bukan hanya cerdas dan terampil dalam sebuah bidang keilmuan, tetapi wajib menjadi SDM yang multiskill.

Dewasa ini, kemajuan sebuah bangsa tidak lagi an sich ditentukan oleh kekayaan dan potensi Sumber Daya Alam (SDA). Namun, sangat ditentukan oleh kualitas SDM-nya. Kualitas SDM sangat ditentukan oleh sistem pendidikan yang dibangun sebuah bangsa.  

Di Indonesia, sistem pendidikan yang baik dan benar adalah yang sesuai dengan  amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3. Yaitu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan tersebut sangatlah mulia dan pada hakikatnya jika kita mampu memaknai setiap kata dari tujuan pendidikan itu, maka akan mampu menjawab setiap tantangan zaman, terlebih di era disruptive innovation ini.

Melalui artikel singkat dan sederhana ini, saya mencoba memberikan gagasan kecil tentang kompetensi yang wajib dimiliki oleh SDM generasi muda bangsa dalam menjawab tantangan global di era disruptive innovation. Tuntutan kompetensi SDM yang perlu disiapkan dalam menjawab Distruptive Innovation setidaknya terdapat tiga aspek, yakni:

Pertama, pengetahuan atau wawasan global.

Generasi muda Indonesia, apa pun disiplin ilmunya, wajib menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Karena dengan itu, akan mampu mengakses ilmu pengetahuan dan berkomunikasi, serta berinteraksi dengan dunia global. Dari sisi kecerdasan, tentu yang harus dikedepankan adalah inovasi dan kreativitas. Selain itu juga mampu memahami nilai-nilai universal (cross-culture)

Kedua, keterampilan. 

Generasi muda harus memiliki keterampilan yang spesifik, kompetitif, dan berdaya saing. Artinya, mempunyai keahlian di bidang tertentu dan punya standarisasi global. Hal tersebut dibuktikan bukan hanya dengan selembar ijazah dan transkrip nilai, tetapi sertifikasi profesi dan kompetensi, baik skala nasional maupun internasional. 

Ketiga, sikap atau perilaku.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pola kehidupan yang senantiasa cepat berubah, sangat dibutuhkan sikap kedisiplinan. Selain itu juga kerja tim (team-work) dan mampu mengelola waktu dengan baik. Sikap dinamis dan fleksibel terhadap perubahan, senantiasa berinisiatif dan proaktif dalam memunculkan ide atau gagasan yang kreatif. Hal mutlak yang harus dimiliki generasi muda adalah mampu berinovasi serta memiliki kemampuan survive dalam setiap situasi dan kondisi.


Dari ketiga aspek tuntutan kompetensi global itu, saya menyimpulkan bahwa setidaknya ada tiga komponen utama yang wajib menjadi skala prioritas dalam sistem pendidikan. Ketiganya harus saling  bersinergi untuk mewujudkan tujuan mulia dari pendidikan nasional.

Ketiga komponen tersebut adalah sistem pendidikan yang berbasis agama, implementasi soft-skill dalam setiap sendi kehidupan, dan penanaman jiwa serta mental entrepreneurship pada setiap level pendidikan.


Selanjutnya untuk memenuhi tiga aspek tuntutan tersebut, diperlukan perubahan  strategik sistem pendidikan  secara  revolusioner. Pengembangan multi kompetensi menjadi sebuah keharusan untuk menciptakan SDM kompetitif yang mampu bersaing dan beradaptasi di era disruptive innovation ini.

Multi kompetensi yang dimaksud bukan saja unggul dan cerdas dari sisi dimensi Intelektual  (intellectual dimention), tapi juga bagaimana sistem pendidikan yang diterapkan mampu menumbuhkan kematangan emosional (emotional dimention), dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan (adversity dimention).


Saya berkesimpulan generasi muda bangsa akan menjadi pemenang dalam kompetisi SDM di era Disruptive Innovation ini. Namun sebaliknya, jika revolusi tidak atau terlambat dilakukan, maka akan banyak kita saksikan 'tuan rumah' yang akan menjadi 'budak' di negerinya sendiri. Demikian Semoga bermanfaat.


*Penulis adalah Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Bekasi, dan Motivator Pengembangan Karir

Tidak ada komentar