Banner

Breaking News

Menaker: Islam Indonesia Tak Musuhi Kebudayaan


Menaker RI saat sedang ceramah


Bangsa Indonesia, terutama yang beragama Islam, patut bersyukur karena hidup sebagai warga negara sekaligus seorang muslim. Hal tersebut menjadi sebuah kebanggaan yang harus disyukuri.

Demikian disampaikan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri dalam agenda Buka Puasa Bersama, di Jalan Pemuda, Kranji, Bekasi Barat, pada Rabu (30/5).

"Tapi ternyata untuk bisa menjadi seorang muslim sekaligus orang Indonesia yang baik, ternyata juga tidak mudah," kata pria jebolan Pondok Pesantren Al-Muayyad Solo ini.

Mantan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini bersyukur karena para ulama dan kiai telah mewariskan Islam yang mampu berdialog dengan kebudayaan di Indonesia. Selain itu juga mewariskan tradisi-tradisi yang bisa mengharmonikan keindonesiaan dan keislaman.

"Kita bersyukur, berkat jasanya para kiai dan ulama, kita bisa menjadi seorang sunda yang baik sekaligus muslim yang baik. Kalau saya orang jawa, bisa menjadi orang jawa yang baik sekaligus muslim yang baik," tutur pria kelahiran Semarang, 6 Juni 1972 ini.

Secara keseluruhan, ia mengajak hadirin bersyukur karena bisa menjadi seorang Indonesia yang baik, sekaligus seorang muslim yang baik.

"Jadi, antara kesundaan dan kejawaan jika disandingkan dengan keislaman, tidak bisa dipertentangkan. Indonesia dengan keislaman tidak dipertentangkan sehingga bisa menciptakan harmoni," tutur politisi muda yang pernah studi S-2 di Jurusan Ilmu Politik Universitas Nasional ini.

Dengan keadaan Islam yang seperti itu, imbuhnya, maka Islam Indonesia ala Ahlussunnah Wal Jama'ah bakal menjadi Islam yang kokoh dan kuat. Sebab, berdiri di atas landasan kebudayaan masyarakat.

"Islam Indonesia tidak memusuhi kebudayaan, tetapi mengerti dan melengkapi sehingga membuatnya kokoh sebagai basis dakwah Islam yang lembut dan Rahmatan Lil 'Alamin. Itulah Islam yang diwarisi oleh para ulama kita di Indonesia," pungkasnya.

Pada kesempatan itu, hadir pula Rois Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi KH Mir'an Syamsuri, Pengurus Lembaga Dakwah NU (LDNU) Kota Bekasi KH Adam Malik Azzuhri dan Ustadz Sayyidi Al-Manaf atau Da'i Jubah Ireng, serta beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar