Hubburraasul, Majelis Taklim Anak Muda Zaman Now
Pengurus Majelis Taklim Hubburraasul |
Sekitar 20 orang berkumpul saban Ahad malam, di majelis Hubburraasul. Alih-alih para tetua,
justru mereka adalah anak-anak muda berusia 20-25 tahun. Mereka menyenandungkan
tahlil, tahmid, dan maulid Nabi Muhammad Saw dengan iringan hadrah. Anak-anak
muda ini juga mengaji kitab-kitab turats
dengan disiplin keilmuan tauhid (Tijan
ad-Darori), fiqh (Nihayatuz Zain),
dan akhlak (Ta’lim Muta’allim).
Majelis yang berlokasi di Pangkalan 1B
Gang Haji Dudung RT 003/003 Kelurahan Bantargebang,
Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi ini merupakan embrio lahirnya Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Bantargebang, yang di kemudian hari turut mewarnai kiprah
dan gerak laju IPNU IPPNU di level cabang.
Hubburraasul terbentuk pada 30
Desember 2012. Dipelopori Wildan Fathurrahman, majelis ini mulanya hanya
diikuti sekira tujuh orang pemuda. Perlahan
namun pasti, jemaahnya terus bertambah sampai ratusan.
“Kalau anggota 100-an, kalau pengurus
20,” kata Ketua PAC IPNU Bantar Gebang yang alumni Akper Universitas Islam As-Syafiiyah
ini.
Meski secara kultur relatif homogen,
namun beberapa anggota Hubburraasul berasal dari pelbagai latar belakang. Ada
penyuka balap liar, pengagum musik cadas, bahkan
ada yang dulunya gemar mabuk-mabukan, meski ada juga yang aktif di tablig.
Untuk mengatasinya, para penggerak Hubburraasul generasi pertama melakukan
terobosan dan pendekatan khas anak muda.
Pertama, jika metode konvensional
menerapkan konsep ngaji dengan terfokus di satu ustadz dan jemaah diposisikan
hanya sebagai pendengar. Lain halnya dengan Hubburraasul. Di sana
dibuat konsep serupa muhadhoroh, di mana jemaah dilibatkan secara aktif-partisipatif
dalam majelis.
“Ada yang ditugaskan sebagai pembawa
acara, pembaca tahlil tahmid, pembaca maulid, dan ceramah,” ujar Wildan.
Kedua, pengajian tidak dibikin monoton
membahas kitab, tetapi ada selingan
pembacaan tahlil, tahmid, dan maulid. Kegiatan-kegiatan seperti itu yang juga dilakukan di Majelis Rasulullah (MR) atau Nurul Musthofa (NM).
Ketiga, Hubburraasul mempunyai
fleksibilitas yang berbeda dengan majelis orang-orang tua, karena digerakkan
oleh anak-anak muda.
“Kalau pengajian orangtua jam sembilan
selesai, pengajian anak muda justru baru mulai. Dari situlah Hubburraasul
mendapat tempat di hati teman-teman, karena mengakomodir kegemaran nongkrong.
Jadi, tidak serta merta menghapus kebiasaan lama yang dianggap negatif, tetapi
memodifikasinya,” terang pria 25 tahun yang tengah merencanakan untuk menikah dalam
waktu dekat ini.
Ketua Majelis Taklim Hubburraasul 2017-2018
Akbar Abdul Aziz menambahkan, masa-masa awal majelis terbentuk adalah masa-masa
perjuangan. Para penggagas, kata Akbar, telah melakukan pendekatan secara
intens dan personal untuk mengajak para pemuda aktif di Hubburraasul. Beberapa nyantol, beberapa lainnya masih
angin-anginan; dua minggu aktif, setelahnya hilang lagi.
Namun, bagi yang sudah pernah aktif
ikut tablig, baik di MR,
NM, atau pun majelis di
sekitaran Bantargebang, bakal cenderung lebih mudah diajak.
Mereka punya keresahan yang sama; kesamaan geografis dan kultur. Sehingga, muncul pertanyaan dan perasaan ‘kenapa nggak bikin majelis sendiri aja’
dan motivasi yang sama; yaitu figur idola seperti Habib Abdullah bin Ali.
Kesamaan idola, akan membuat jejaring semakin mudah ditaut.
Peserta terbaik pada Latihan Kader Muda
(Lakmud) PC IPNU IPPNU Kota Bekasi
2018 ini menambahkan, peran mereka telah diapresiasi oleh berbagai pihak. Mulai dari Lurah Bantargebang hingga pengurus NU baik di tingkat kecamatan maupun di
kota, merespons
positif kiprah dan sumbangsih Hubburraasul di tengah maraknya perilaku negatif anak
muda saat ini. Bahkan, Hubburraasul telah merambah ke bidang sosial, dengan
mengadakan kegiatan pengobatan dan penyuluhan kesehatan gratis.
“Yang jadi pekerjaan rumah sekarang adalah
bagaimana memperkuat basis pengetahuan keislaman teman-teman, seperti baca
Qur’annya, kajian-kajian fiqihnya, Aswajanya, yang insya Allah akan terus kita
bangun bersama,” tukas Akbar. (Syamsul Badri Islamy/Aru Elgete)
Tidak ada komentar