Banner

Breaking News

Rais NU Cikarang Utara Ingatkan Pentingnya Belajar Ilmu Agama


Kiai Ihsanuddin Al-Badawy

Pengasuh Pondok Pesantren Asyik Mahabatillah, Cikarang Utara, KH Ihsanuddin Al-Badawy berpesan kepada warga Nahdlatul Ulama agar tidak berbicara masalah agama dengan tanpa dasar.

“Kalau kita tidak paham dengan suatu masalah keagamaan, jangan pernah kita bicara dalam-dalam soal itu. Karena nanti jadinya ngawur,” tegasnya, dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad, di Halaman Ponpes Asyik Mahabbatillah, pada Jumat (28/12) malam.

Menurutnya, manakala ingin berbicara mengenai agama secara terperinci, maka perlulah mempelajari berbagai disiplin ilmu. Seperti Nahwu, Shorof, Mantiq, dan Balaghah.

“Kita juga harus bisa baca kitab kuning,” tegasnya.

Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Cikarang Utara ini mengingatkan bahwa agama tidak bisa dicerna dengan akal.

“Makanya terkadang banyak, hukum yang tidak bisa dicerna akal. Seperti wudhu, kenapa yang dibasuh hanya sebagian tangan, kaki, dan kepala. Itu kalau pakai akal, tidak akan ketemu,” katanya.

Selain itu, lanjut Kiai Ihsan, hukum waris pun demikian. Dalam Islam, anak laki-laki mendapatkan hak waris lebih banyak daripada anak perempuan.

“Itu kenapa bisa begitu pembagiannya? Susah kalau tidak ngaji,” katanya.

Keributan terjadi, ia mengimbuhkan, karena ketidakpahaman terhadap ilmu agama. Sebaliknya, jika seseorang paham dengan berbagai persoalan keagamaan, maka keributan bisa diatasi.

“Karenanya belajarlah terlebih dulu ilmu agama hingga tuntas, baru kita bisa berbicara tentang masalah keagamaan,” katanya.

Selain Kiai Ihsan, tampak hadir KH Muhammad Abbas dari Buntet Pesantren Cirebon yang memberikan mauizoh hasanah.

Kemudian, beberapa pengurus MWCNU Cikarang Utara dan PCNU Kabupaten Bekasi pun turut hadir.

Selain itu, hadir juga pengurus lembaga dan badan otonom NU, seperti IPNU IPPNU, GP Ansor dan Banser, PSNU Pagar Nusa, Lesbumi, Fatayat, serta Muslimat NU Kabupaten Bekasi.

(Aru Elgete)

1 komentar: