Banner

Breaking News

Cegah Konflik SARA, IPNU Kota Bekasi Dorong Kampanye Santun



Ketua PC IPNU Kota Bekasi


Jelang beberapa bulan perhelatan pesta demokrasi, atmosfer perpolitikan kian memanas. Janji-janji dikemukakan kepada masyarakat, hingga ke akar rumput. Sementara visi-misi seperti hilang ditelan hausnya kekuasaan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Bekasi Adi Prastyo ketika mengomentari suasana politik di Bumi Patriot. Ia memberikan tanggapan saat ditemui di Sekretariat IPNU, Jalan Veteran 22, Margajaya, Bekasi Selatan, Selasa (27/3).

Dalam beberapa kesempatan, ia mengaku telah banyak memberikan pemahaman kepada para pelajar untuk memanfaatkan hak pilih pada Juni mendatang. Sebab, ada banyak pemilih pemula yang notabene masih berstatus pelajar.

"Para pelajar itulah pangsa pasar kita demi kemajuan kota dan negara. Jangan dianggap sepele. Sayangnya, sekarang ini ada banyak pelajar SMA atau Aliyah tapi belum punya KTP karena satu dan lain hal. Ketiadaan kartu identitas itu harus jadi skala prioritas permasalahan yang harus diselesaikan paslon saat terpilih nanti," katanya.

Kedua kandidat, lanjut Tio, seperti disibukkan dengan agenda kampanye keluar-masuk perkampungan dan menyapa warga dengan raut wajah yang ramah. Padahal ada beragam masalah yang harus segera dituntaskan.

"Permasalahan e-KTP ini menjadi isu permasalahan yang sejak dulu tidak ada upaya penyelesaian yang konkret. Di Bekasi ini banyak pemilih pemula yang belum terdaftar, sehingga potensi golput jelas tinggi. Nah, hal ini yang luput dari jangkauan mereka. Kemudian, setelah pilkada nanti mau dibawa ke mana Bekasi kita? Jangan sampai tidak jelas," tegasnya.

Tio telah berkomunikasi dengan pelajar di Kota Bekasi untuk menciptakan suasana pilkada yang kondusif. Ia mempersilakan kepada pelajar, sebagai pemilih pemula, untuk berkampanye tapi dengan penuh santun dan kreatif.

"Kalau cara berkampanye dilakukan secara santun dan kreatif, maka tidak akan ada lagi yang namanya isu SARA diangkat dan kemudian timbul percikkan permusuhan di antara kita," katanya.

Kontestasi Pilkada Kota Bekasi, Menurut Tio, harus terselenggara dengan baik. Seluruh unsur dan elemen diajaknya untuk menghindari perpecahan yang dipicu karena isu sektarian atau SARA. Sebab, keterpilihan kedua pasangan bergaris lurus dengan perbaikan Kota Bekasi ke depannya.

"Jadi silakan angkat keunggulan yang dimiliki oleh paslon pilihan kita. Jangan justru menjatuhkan lawan demi mendapat kekuasaan. Nah, IPNU dan IPPNU Kota Bekasi mendukung terciptanya suasana kondusif sebelum dan sesudah berlangsungnya pilkada," tutupnya. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar