Kiai Syarif Rahmat: Hubungan NU dengan Pemerintah Harus Dibantu
![]() |
KHR Syarif Rahmat |
Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Tambun Selatan menggelar kegiatan Isra Mi'raj sekaligus Harlah Desa Mekarsari ke-37, di Lapangan Sepakbola Mekarsari, pada Sabtu (20/4).
Kegiatan tersebut didukung penuh oleh pemerintahan setempat, dan juga dihadiri oleh masyarakat yang sangat antusias.
Hadir pula sebagai penceramah, Guru Besar Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka) KH Raden Syarif Rahmat. Ia menilai hubungan baik antara pengurus NU dengan pemerintahan harus terus dibantu.
"Karenanya, NU harus kita jaga karena cuma NU yang menjaga NKRI," tegas Pengasuh Pondok Pesantren Ummul Quro, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan ini.
Selain itu, ia menjelaskan soal proses Nabi Muhammad melakukan perjalanan sehingga turun perintah salat lima waktu bagi umat Islam.
"Isra Mi'raj adalah perjalanan nabi Muhammad SAW ke langit ketujuh dengan membawa perintah salat lima waktu atau bisa disebut perayaan hari sembahyang," ucapnya disertai tawa dari para masyarakat.
Menurutnya, surat Al-Isra yang urutan ke-17 di dalam Al-Quran sangat berkaitan dengan jumlah rakaat salat.
"Seperti salat sendiri yang terdiri dari 17 rakaat, maka jika Bu Lurah dengan pengurus NU di sini merayakan Isra Mi'raj berarti masih punya ingatan. Biarkan orang-orang yang tidak mau merayakan, itu berarti mereka sudah hilang ingatan," kata kiai berambut gondrong yang menjadi ciri khasnya ini.
Pada kesempatan tersebut, ia memberikan ijazah tasbih kepada masyarakat yang hadir. Kemudian, ia juga memberitahukan kepada masyarakat untuk senantiasa mendukung program para pemimpin.
"(Dan) bangga karena mereka semua telah mengorbankan pikiran, tenaga, dan nyawa untuk kemaslahatan masyarakat. Maka contohlah Gus Dur," kata Kiai Syarif.
Ia menekankan agar menaruh rasa bangga kepada seluruh Presiden RI dari awal hingga kini. Sebab, menjadi pemimpin tidaklah mudah. Ia mengajak untuk mencontoh sosok Gus Dur yang mampu merawat bangsa dan masyarakat dengan hati.
"Tidak ada jabatan apa pun yang harus dipertahankan sampai mati. Jika itu harus mengorbankan darah anak bangsa, naka saya rela dilengserkan," katanya sembari berapi-api, mengutip pernyataan Gus Dur.
Perlu diketahui, acara tersebut diawali dengan membaca istighotsah bersama, pembacaan maulid, dan salawat asyghil. Serta beberapa salawat yang dibawakan oleg Tim Hadroh Mangunjaya.
Kemudian, acara itu dihadiri oleh jajaran aparatur pemerintahan setempat, yakni Kepala Desa Mekarsari Linda Ekawati. Selain itu, hadir pula Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Bekasi KH Bagus Lukhito beserta pengurus, lembaga, badan otonom, dan warga Nahdliyin yang ada di Tambun Selatan.
Kades Linda pun memberikan hadiah umroh kepada salah satu masyarakat yang rajin mengikuti majelis taklim kaum ibu yang diadakan setiap bulan di kantor desa.
"Semoga Desa Mekarsari semakin jaya, di bawah kepemimpinan seorang wanita dan bisa terus bersinergi memajukan Tambun Selatan," ucapnya di sambut tepuk tangan dari masyarakat. (Nur Arfah)
Post Comment
Tidak ada komentar