Banner

Breaking News

Bagaimana jika Rasulullah hidup di zaman milenial yang serba selfie?


Ilustrasi. Sumber: dream.co.id

Bagaimana jika Rasulullah masih hidup di zaman milenial ini? Barangkali banyak yang mengajak kekasih Allah itu untuk selfie.

Pengasuh Pondok Al-Hikmah Buntet Pesantren Cirebon KH Salman Al-Farisi mengajak untuk membayangkan kehalusan budi Rasulullah yang sangat tidak bisa menolak.  

“Masih mending kalau yang datang ke Rasulullah hanya satu rombongan bus. Nah kalau lima bus dan kemudian masing-masing orang mengajak beliau selfie? Habis waktu beliau hanya untuk selfie-selfie,” kata Kang Salman, demikian ia akrab disapa, di Kampung Jarakosta Kebon Kelapa, Sukadanau, Cikarang Barat, Bekasi, Sabtu (2/2) malam.

Namun, lanjut Kang Salman, meskipun ketika zaman dulu tidak ada gadget untuk foto-foto, Rasulullah sudah habis waktunya untuk menemui orang-orang yang bertamu.

Baca juga: Kiai Salman Buntet: Rasulullah adalah Sosok yang Sangat Manusia

“Sehingga turunlah ayat, hai orang-orang yang beriman ketika kamu ingin mengadukan sesuatu kepada Rasulullah maka berikanlah shodaqoh lebih dulu,” jelas Sekretaris Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren Cirebon ini.

Kang Salman melanjutkan bahwa Allah-lah yang menegur orang-orang beriman yang suka bertamu kepada Rasulullah itu untuk memberikan shodaqoh. Sebab Rasulullah pasti tidak berani untuk meminta.

“Rasulullah itu sangat tidak berani mengusir atau menyuruh para tamunya untuk beranjak dari hadapannya. Beliau tidak bisa seperti itu. Sekalipun Rasulullah sudah sangat lelah, beliau akan membiarkan sampai mereka sendiri yang pamit untuk pulang,” jelas Kang Salman.

Cara Allah yang seperti itu merupakan sebuah strategi agar orang-orang tidak terlalu banyak yang bertamu kepada Rasulullah. Akan tetapi jika tidak mampu memberikan shodaqoh, maka tidak paksaan sedikit pun.

“Karena turunnya ayat itu, maka mulai berkuranglah tamu yang berdatangan ke rumah Rasulullah. Soalnya orang yang punya duit tidak terlalu banyak,”  kata Kang Salman.

Walaupun kemudian ayat tersebut dinasakh dengan ayat berikutnya. Bahwa Rasulullah tidak hanya sekadar tidak boleh menerima shodaqoh, bahkan Rasulullah haram menerima shodaqoh, zakat, dan infaq.

Lalu, Kang Salman mengatakan bahwa ketika ayat yang pertama tadi turun, ada seorang yang paling banyak bertamu dan memberikan shodaqoh kepada Rasulullah. Yakni Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

“Semua harta yang dimiliki Sayyidina Ali diberikan untuk Rasulullah,” tutur Kang Salman.

Dampak dari itu adalah Rasulullah mengatakan, ‘saya adalah kotanya ilmu dan Ali adalah gerbangnya’.

“Dan salah satu efek jika seseorang gemar bershodaqoh kepada orang alim itu keturunan kita juga akan menjadi alim,” pungkas Kang Salman. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar