Banner

Breaking News

Tiap Senin Abu Lahab dapat Keringanan Siksa, Apa Sebab?


Rais 'Aam PBNU. Foto: Ahmad Fauzi


Siapa yang tidak kenal Abu Lahab? Dia yang sudah dituliskan dalam Al-Qur’an, satu surat penuh. Di dalamnya mengabarkan tentang siapa Abu Lahab dan dia ditempatkan di neraka jahim, selama-lamanya.

Demikian disampaikan Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad dan Istighotsah di Masjid Nurul Islam, Komplek Islamic Centre KH Noer Ali Bekasi, Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, pada Ahad (2/12).

“Kisah Abu Lahab yang jahat itu akan dibaca oleh semua generasi sampai hari kiamat. Abu Lahab itu benar-benar sudah menjadi orang yang sangat jahat. Penuh dengan keburukan. Musuh bebuyutan Rasulullah,” katanya.

Bahkan, Abu Lahab sudah sangat sering merencanakan pembunuhan karena memusuhi Nabi Muhammad. Tapi dia pernah sekali mengungkapkan kegembiraannya atas kelahiran Rasulullah.

“Senangnya Abu Lahab adalah senangnya orang kafir, tidak ikhlas, dan politis,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini.

Sesaat sebelum nabi lahir, Abu Lahab sebagai pemimpin orang kafir berpikir keras memikirkan jenis kelamin keponakannya itu. Dia berharap laki-laki, bukan perempuan. Sebab budaya bangsa Arab zaman dulu, jika bayi perempuan lahir maka itu adalah aib.

Kemudian Abu Lahab mengutus seorang budak bernama Tsuwaibah, untuk mengintai apakah bayi yang lahir itu laki-laki atau perempuan. Sesuatu yang terbersit di dalam pikiran Abu Lahab itu adalah, jika yang lahir perempuan, maka dia akan dimusuhi banyak orang dan ditinggalkan oleh para pengikutnya.

“Ternyata lahirlah seorang bayi yang sangat bagus. Yaitu Nabi Besar Muhammad,” ungkap Kiai Miftach.

Setelah Abu Lahab mendengar kabar kelahiran nabi, dia bahagia bukan main hingga melompat-lompat seraya meneriakkan kata-kata pujian untuk keponakannya yang mulia itu.

Bahkan, sebagai ekspresi kebahagiaan, Abu Lahab kemudian memerdekakan Tsuwaibah. Pemerdekaan itu diumumkan di hadapan khalayak ramai yang mendatangi undangan kelahiran Nabi Muhammad.

“Menurut para ulama, kegembiraan Abu Lahab itu pasti tidak diterima oleh Allah. Tapi ternyata ada riwayat lain dalam Sahih Bukhori yang menyatakan bahwa setiap Senin, dia mendapat diskon atau keringanan siksa selama-lamanya,” jelas Kiai Miftach.

Maka, imbuhnya, sebagian ulama mengatakan untuk bisa diterimanya amal harus ikhlas. Namun hal itu ada pengecualian.

“Semua harus ikhlas agar diterima Allah. Tapi Allah juga akan menerima kegembiraan atas kelahiran nabi sekalipun orang kafir,” pungkasnya.


(Aru Elgete)

Tidak ada komentar