Banner

Breaking News

Gus Hasan: NU Jadi Benteng Pertahanan NKRI


Foto bersama usai pembukaan Konfercab

Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Nuri Hidayatullah menjelaskan soal peran besar NU sejak didirikan pada 1926.

Hal itu disampaikan dalam Pembukaan Konferensi Cabang (Konfercab) NU Kota Bekasi, di Aula Muzdalifah, Asrama Haji Bekasi, Jalan Kemakmuran, Margajaya, Bekasi Selatan, pada Ahad (16/12).

Menurutnya, seluruh presiden Indonesia sejak orde lama hingga kini pasti membutuhkan peran NU dalam menjaga keutuhan NKRI.

"Ketika istana dikuasai oleh PKI dan bangsa ini terancam bakal menggunakan ideologi komunisme, maka dengan cerdiknya para kiai NU masuk ke dalam istana. Sehingga tercetuslah Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis)," jelas pria yang akrab disapa Gus Hasan.

Ia melanjutkan, peran NU selalu ada di setiap zamannya. Sebelum kemerdekaan, pasca kemerdekaan, hingga pada era reformasi seperti sekarang ini.

"Kita tahu bagaimana resolusi jihad itu tercetus. Sehingga keluar fatwa dari KH Hasyim Asy'ari bahwa menjaga NKRI dan memerangi penjajah hukumnya adalah wajib," jelasnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah Karawang ini mengatakan, NU senantiasa menjadi benteng pertahanan terakhir dari berbagai kemelut yang kerap terjadi pada bangsa Indonesia.

"Peran besar NU untuk bangsa Indonesia tidak bisa diragukan lagi. Maka, mari kita semua sebagai bagian dari NU memiliki peran untuk menghidupi NU dan kemudian mampu membuat perubahan dari segala macam persoalan di negeri ini," katanya.

Ia mengajak pengurus NU Kota Bekasi untuk berperan sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Sehingga dapat menjadikan sebuah lecutan semangat dalam membangun bangsa.

"Ke depan, PCNU Kota Bekasi harus mandiri dalam mengurus organisasi NU," kata Ketua PWNU termuda se-Indonesia ini.

Ia mengajak agar pengurus NU tidak selalu mengharap belas kasihan atau bantuan dari pihak lain dalam membesarkan NU.

Hal itu bisa diwujudkan, lanjut Gus Hasan, jika para pengurus NU memiliki kemandirian dan matang dalam organisasi.

"Saya juga berharap, pemerintah tidak perlu meragukan komitmen seluruh warga NU yang jumlahnya mencapai 90 juta jiwa ini. Karena mereka akan selalu dan selamanya menjadi benteng bangsa Indonesia," tegasnya.

"Makanya, NU punya jargon yaitu NKRI Harga Mati!" tegas Gus Hasan.

Dalam Pembukaan Konfercab IV NU Kota Bekasi, hadir beberapa tokoh agama dan masyarakat. Diantaranya Ketua FKUB Kota Bekasi H Abdul Manan, Ketua PD Muhammadiyah KH Sukandar Ghazali, dan Kepala Kementerian Agama Kantor Bekasi H Mujani.

Selain itu, hadir pula Wakapolres Metro Bekasi AKBP Eka Mulyana, Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Bekasi KH Aiz Muhajirin, Ketua PCNU Kabupaten Bekasi KH Bagus Lukhito, dan Kabag Kessos Pemkot Bekasi H Ahmad Yani.

Sebagai informasi, KH Mir'an Syamsuri terpilih menjadi Rais Syuriyah PCNU Kota Bekasi masa khidmat 2018-2023 melalui keputusan dan pertimbangan Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA).

Sedangkan Kiai Madinah terpilih melalui voting. Dari 10 MWC yang memiliki hak suara ditambah dengan suara Ketua Tanfidiziyah Demisioner yakni Kiai Zamakhsyari Abdul Majid, Kiai Madinah mendapatkan 10 suara.

Sementara 1 suara lainnya memilih KH Abu Bakar, salah seorang calon Ketua PCNU Kota Bekasi dari Pondokgede.

(Aru Elgete)

Tidak ada komentar