Banner

Breaking News

Gus Dur Dirindukan Banyak Orang


Makam Gus Dur

Redaksi Media nubekasi.id

Gus Dur, sapaan akrabnya. Lengkapnya, KH Abdurrahman Wahid. Lahir di Jombang, 7 September 1940 dengan nama Abdurrahman Ad-Dakhil. 

Ad-Dakhil artinya sang penakluk. Namun, nama tersebut tidak cukup dikenal. Kemudian diganti dengan Wahid. Seiring berjalannya waktu, ia dikenal dengan Gus Dur.

Gus, adalah gelar kehormatan khas pesantren untuk anak seorang kiai. Maknanya sama dengan abang, mas, aceng, dan lain sebagainya.

Ia seorang putra dari KH Wahid Hasyim. Kakek Gus Dur adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus NKRI, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari. 

Gus Dur pernah menjabat Ketua Umum PBNU pada 1984-1999. Ia menjadi Presiden RI pada 20 September 1999 hingga 23 Juli 2001. Banyak gebrakan yang dilakukannya semasa menjabat sebagai presiden dalam waktu yang sangat singkat itu. (Kompas, 7 Agustus 2017)

Saat masyarakat masih lekat dengan brain storming perpecahan suku dan diskriminasi terhadap kaum minoritas selama 32 tahun semasa Orde Baru, Gus Dur kemudian melakukan berbagai gebrakan. 

Salah satu hal yang dilakukannya adalah dengan mencabut pelarangan budaya, bahasa, dan adat istiadat Tionghoa yang selama puluhan tahun hidup di negeri ini dalam tekanan dan tidak bisa mengekspresikan identitasnya.

Karena itulah, Gus Dur menjadi bapak pluralisme yang menjunjung tinggi penghormatan terhadap perbedaan agama dan keyakinan. 

Sosok Gus Dur juga sangat menghormati Hak Asasi Manusia (HAM). Bukan hanya sekadar retorika, tetapi juga lewat perbuatan dan aksi nyata.

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, pernah mengatakan bahwa Gus Dur menjadi inspirator untuk terjun ke dunia politik. Sebagaimana dikutip dari Kompas, 28 Desember 2013.

Mufassir kenamaan di negeri ini Al-Habib Muhammad Quraish Shibab menuturkan, Gus Dur sangat menekankan pluralisme. Yakni mengakui dan menghormati keberagaman. Ini membuktikan bahwa pemikiran Gus Dur sangat jauh ke depan.

"Gus Dur memberikan keteladanan dalam kesederhanaan. Orang-orang sangat mencintai Gus Dur karena dirinya juga sangat mencintai mereka," kata Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Thalibin, Rembang, KH Ahmad Mustofa Bisri, dikutip dari Kompas edisi September 2012, pada Selasa (27/11).

Sosok Gusdur yang sangat luar biasa itu, dirindukan banyak orang. Para pecinta Gus Dur mendambakan ada sosok pemimpin masa kini yang memiliki visi-misi serta pemikiran politik seperti Gusdur, bukan pemimpin yang hanya mengandalkan retorika kosong serta orasi yang tanpa isi.

Bukan juga pemimpin yang lebih mementingkan citra daripada karya. Bukan pemimpin yang pandai permainkan momentum sehingga dimanja media. Bukan pemimpin yang demi kuasa harus menggunakan cara yang salah serta mengorbankan hal yang benar.

Sosok pemimpin yang dirindukan itu adalah sosok yang membela kaum marginal dan kaum terpinggirkan yang masih marak di Indonesia. Sosok pemimpin yang menegakkan kebenaran dan kebaikan, serta menghormati keberagaman. Sosok pemimpin jujur yang demi keadilan, berani menantang penindasan. 

Wallahua'lam. Lahu al-Fatihah...

Tidak ada komentar