Bendera HTI dengan Kalimat Tauhid adalah Panji Palsu
Kitab Al-Fitan |
Oleh: Asimun Ibnu Mas'ud
حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ ، وَرِشْدِينُ ، عَنِ ابْنِ لَهِيعَةَ ، عَنْ أَبِي قَبِيلٍ ، عَنْ أَبِي رُومَانَ ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : " إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّايَاتِ السُّودَ فَالْزَمُوا الْأَرْضَ فَلَا تُحَرِّكُوا أَيْدِيَكُمْ ، وَلَا أَرْجُلَكُمْ ، ثُمَّ يَظْهَرُ قَوْمٌ ضُعَفَاءُ لَا يُؤْبَهُ لَهُمْ ، قُلُوبُهُمْ كَزُبَرِ الْحَدِيدِ ، هُمْ أَصْحَابُ الدَّوْلَةِ ، لَا يَفُونَ بِعَهْدٍ وَلَا مِيثَاقٍ ، يَدْعُونَ إِلَى الْحَقِّ وَلَيْسُوا مِنْ أَهْلِهِ ، أَسْمَاؤُهُمُ الْكُنَى ، وَنِسْبَتُهُمُ الْقُرَى ، وَشُعُورُهُمْ مُرْخَاةٌ كَشُعُورِ النِّسَاءِ ، حَتَّى يَخْتَلِفُوا فِيمَا بَيْنَهُمْ ، ثُمَّ يُؤْتِي اللَّهُ الْحَقَّ مَنْ يَشَاءُ " .
(رواه نعيم بن حماد رحمه الله في "كتاب الفتن" ص : 69 حديث : 573)
Sayyidina Ali Bin Abi Tholib Karamallahu Wajhah berkata:
"Jika kalian melihat bendera-bendera hitam, tetaplah kalian di tempat kalian berada, jangan beranjak dan jangan menggerakkan tangan dan kaki kalian (artinya tetap tenang, jangan menyambut seruan mereka, jangan larut dalam euforia mendukung pasukan itu).
Kemudian akan muncul kaum lemah (lemah akal sehat dan imannya), tidak ada yang peduli kepada mereka, hati mereka seperti besi (hati keras membatu jauh dari cahaya hidayah), mereka akan mengaku sebagai Ashabul Daulah, mereka tidak pernah menepati janji.
Mereka berdakwah pada Al-Haq (kebenaran) tapi mereka bukan Ahlul-Haq (pemegang kebenaran), namanya dari sebuah julukan, marganya dari nama daerah, rambut mereka panjang seperti rambut perempuan, jangan bertindak apapun sampai nanti terjadi perselisihan di antara mereka sendiri.
Kemudian Allah mendatangkan kebenaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya."
(HR Nu'aim bin Hammad dalam Kitab Al-Fitan halaman 69 hadits ke-573)
Biografi Abu Nu'aim
Abu ‘Abdillah Nu‘aym bin Ḥammād al-Khuzaa’i al-Marwazi atau akrab disapa Abu Nu’aim. Ia dijuluki Farid atau Faradi, karena sukses reputasinya di bidang Fikih hukum.
Wafat di Samara 228H/18 Februari 843M. Diantara murid-muridnya adalah Al-Bukhaari, Al-Hasan bin ‘Aliy Al-Hulwaaniy, Yahyaa bin Ma’iin, Muhammad bin Yahyaa Adz-Dzuhliy, Shaalih bin Mismaar Al-Marwaziy, dan banyak lagi.
Sebagai Muhaddits, ia menempati 2 posisi. Yakni Perawi sekaligus Penulis Musnad Pertama di Dunia. Nu’aim ibnu Hammad belajar dan mengajar lebih dulu di Basrah, Iraq. Kemudian pindah ke Mesir dan menetap selama empat puluh tahun.
Kesaksian Para Ulama Hadits
Imam Bukhari
Mengambil beberapa Hadits shahih dari Abu Nu'aim dalam Kitab Shahih Bukhari antara lain: [Jilid 1 Nomor 246], [Jilid 1 Nomor 392], [Jilid 1 Nomor 3736], [Jilid 1 Nomor 3849], dan pada kitab lain.
Imam Muslim
Mengambil Hadits Shahih dari Abu Nu'aim dalam Kitab Shahih Muslim. Imam Muslim menempatkan Hadits Abu Nu'aim pada pembukaan (muqadimah) Halaman 17.
Imam Adz-zhahabi
Menyatakan narasi tunggal Nu'aim dapat menjadi shahih. [Talkhis Mustadrak jilid 4 halaman 145]
Imam Ibnu Hajar Al-Haythami
Menyatakan Abu Nu'aim sebagau seorang Tsiqah [Majm az-Zawaid jilid 9 halaman 347]
Imam Ahmad ibn Hanbal
Menyatakan Abu Nu’aim sebagai Tsiqah. Dapat dilihat pada kitab Al-kaamil Ibnu Adi, Miizan Al-itidaal, Siyaar Alam An-Nubala, tahzib at-tahzib, dan Tahzeeb al-kamal.
Ketika Jumhur Ulama, Fuqaha, Muhaddits telah mendeklarasikan Abu Nu'aim sebagau tsiqah, maka beberapa kritik terhadapnya telah ditolak dan tertolak.
Ada semacam keajaiban pada Kitab Nu’aim sekiranya ada diatas 10 kitab-kitab hadits yang pertama kali dibuat oleh beberapa Muhaddits di abad ke-2 H. Namun, semuanya telah hilang ditelan Jaman.
Kitab miliknya: Al-Fitan, sampai sekarang masih tersimpan utuh, dan beberapa telah di-PDF-kan dalam bahasa Arab.
Hingga kini, hadits-haditsnya dari Kitab Al-Fitan masih tertulis di banyak buku, termasuk Ensiklopedi Akhir zaman, dan digunakan oleh banyak ustadz dan syeikh dalam ceramah-ceramah mereka tentang akhir zaman di youtube.
Wallahua'lam...
Tidak ada komentar