Banner

Breaking News

Ini Pesan Wakil Katib NU Kota Bekasi soal Pilpres


KH Saiful Ghozi, Wakil Katib Syuriyah PCNU Kota Bekasi

Dunia perpolitikan Indonesia kian memanas. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang sedianya dilaksanakan pada 17 April 2019 itu menguras energi pikiran, terutama warga Nahdlatul Ulama (NU). 

Pasalnya, salah satu Bakal Calon Wakil Presiden RI adalah tokoh sentral NU, yakni KH Ma'ruf Amin. Hal tersebut menuai pro dan kontra di dalam kehidupan masyarakat, khususnya warga NU itu sendiri.

Wakil Katib Syuriyah Pengurus Cabang (PC) NU Kota Bekasi, KH Saiful Ghozi menanggapi dengan argumentasi yang sangat bijak. Menurutnya, PCNU dirasa memiliki aroma untuk berpijak dua kaki dalam Pilpres mendatang.

"Saya merasa ada aroma berpijak dua kaki untuk pilihan dalam Pilpres di dalam organisasi PCNU," katanya, kepada Redaksi Media NU Kota Bekasi, Rabu (5/9).

Dikatakan Kiai Saiful, NU secara kelembagaan tertinggi yakni Pengurus Besar (PB) NU belum ada instruksi atau maklumat agar memilih satu kaki. Walau demikian, dikhawatirkan bahwa terdapat pemecah-belahan di tubuh NU.

"Karena jika beda pandang, otomatis disebut NU penyusup," katanya.

Ia melanjutkan, NU harus ada di mana saja dan tidak akan ke mana-mana. Sebab NU akan tetap menjadi NU. Hal itu adalah pola yang biasa dimainkan NU untuk menyuarakan kedamaian agar tercipta pertahanan NKRI.

"Saya pikir, berjalan dua kaki lebih indah yang pada akhirnya siapa pun pemenangnya kita dukung," papar Kiai Saiful.

Namun demikian, ia mengaku bangga kepada para kiai dan ustadz di lingkungan NU, terutama yang berada di struktural. Kiai Saiful juga mengungkapkan rasa salut kepada kiai dan ustadz yang terjun langsung di lintas agama, bahkan ke lokasi radikalisasi nyata. 

"Tapi sungguh memprihatinkan jika masih ada yang meragukan ke-NU-an orang-orang NU yang berada di dalam organisasi PCNU hanya karena berbeda pijakan kaki dan berlainan pandangan serta pilihan dalam Pilpres," katanya. 

Sebagai rasa takzim dan hormat kepada seluruh kiai di PCNU Kota Bekasi, Kiai Saiful memohon maaf apabila pernyataan yang dikemukakan tidak berkenan. Sebab, yang diungkapkan itu hanyalah persepsi yang bisa benar, juga bisa saja salah.

"Saya mohon maaf kepada para kiai dan ustadz," tutupnya. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar