Banner

Breaking News

Pertama Kali, Ya Lal Wathan Bergema di Istana Merdeka


Sumber: detik.com


Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional dan Internasional, serta Kongres V Jamiyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (11/7).

Pada kesempatan itu, lagu 'Ya Lal Wathan' menggema untuk pertama kalinya di Istana. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Lagu karya pendiri NU, KH Abdul Wahab Chasbullah tersebut berisi syair berbahasa Arab tentang semangat mencintai tanah air.

Presiden membuka acara secara resmi dengan pemukulan gong, didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, dan Ketua Umum JQHNU KH Abdul Muhaimin Zen.

Sebelumnya, pria yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu mengaku baru kali ini mendengar lagu itu di Istana Kepresidenan.

"Baru kali ini saya mendengar (lagu 'Ya Lal Wathan') di Istana. Biasanya kalau pas ada acara-acara formal di Istana selama hampir empat tahun ini yang terdengar adalah lagu Indonesia Raya. Tapi sore hari ini ada juga lagu 'Ya Lal Wathan'," katanya.

Biasanya, kata Presiden, yang terdengar hanyalah lagu Indonesia Raya saja. Sebelumnya, ia selalu mendengar lagu 'Ya Lal Wathan' di pondok-pondok pesantren saat ia berkunjung.

"Baru kali ini saya juga mendengarkan (Ya Lal Wathan) di Istana, kalau di pondok pesantren sering, tapi di Istana baru sore hari ini," tuturnya.

Selain itu, Jokowi berpesan supaya acara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ini dijadikan ajang meresapi isi ayat Al-Qur'an. Diharapkan, ayat-ayat Al-Qur'an dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan.

"Saya percaya ada anggapan yang kuat agar MTQ itu mengingatkan kepada kita semuanya untuk menjadikan Alquran sebagai napas sebagai pegangan hidup kita yang hakiki dan mengingatkan kita semua akan Alquran benar-benar kita resapi dan hayati serta kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari," ujar Jokowi.

Ia juga menyampaikan pertemuan KTT Ulama di Istana Bogor tanggal 1 Mei 2018 lalu. Hasil pertemuan itu disampaikan bahwa para ulama optimistis Islam wasatiyyah dapat membawa kedamaian.

"Saat itu, semua menyatakan optimisme bahwa poros Islam Washatiyah (moderat) di dunia akan menjadi arus utama. Langkah itu memberikan harapan bagi lahirnya dunia yang damai dan dunia yang aman dunia yang sejahtera dan dunia yang berkeadilan sosial," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, hadir pula jajaran menteri Kabinet Kerja, Kapolri Jend Pol Muhammad Tito Karnavian, dan perwakilan lembaga dan badan otonom Nahdlatul Ulama.

Kegiatan itu juga dihadiri oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah, tuan rumah penyelenggaraan Kongres V Jamiyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) dan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional yang bakal digelar di Karawang. (Aru Elgete)


Sumber: NU Online dan detikcom

Tidak ada komentar