Banner

Breaking News

Pelatihan Kewirausahaan, Bekal Agar Masyarakat Berdaya Secara Ekonomi


Pelatihan Kewirausahaan di Islamic Centre KH Noer Ali Bekasi

Pelatihan kewirausahaan berfungsi sebagai bekal softskill agar masyarakat dapat berdaya secara ekonomi. Sehingga tidak mengandalkan orang lain, atau pendapatan pada profesi masing-masing.

Hal itu disampaikan Sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Provinsi Jawa Barat yang juga sebagai Ketua Yayasan Cahya Rabbani Perwira (YCRP), Rizki Topananda, dalam kegiatan pelatihan membuat cokelat di Ruang Muzdalifah, Islamic Centre KH Noer Ali Bekasi, pada Senin (9/7) pagi.

Kegiatan yang terselenggara atas kerja sama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dengan YCRP itu akan berlangsung selama empat hari. Yakni pada Senin-Kamis, 9-12 Juli 2018. Kurang lebih 50 peserta dari kalangan ibu-ibu, perwakilan dari pengajar Taman Pendidikan Qur'an (TPQ) se-Kota Bekasi, hadir mengikuti kegiatan tersebut. 

"Pelatihan kewirausahaan ini adalah bentuk komitmen Kemenaker dalam membekali softskill kepada masyarakat, sehingga peserta yang rata-rata guru TPQ ini dapat berdaya secara ekonomi, tanpa mengandalkan suami atau hasil mengajar," katanya.

Rizki melanjutkan, salah satu bidang usaha yang cukup berpengalaman adalah Cokelat Ayu. Pemerintah, baik di tingkat Kota Bekasi maupun nasional, pernah datang ke Cokelat Ayu di Pondokgede.

"Karena sudah berpengalaman, Cokelat Ayu ini nanti akan berbagi ilmu dengan kita. Jadi, sangat disayangkan jika kita sudah difasilitasi oleh Kemenaker, tapi tidak serius menyerap ilmunya," kata Rizki.

Pelatihan Kewirausahaan di Yayasan Nida'ul Khoiroh, Pejuang, Medan Satria

Sementara itu, Kepala Sub Bagian (Kasubag) Keuangan Kemenaker Tetty Haryanti menyampaikan, tujuan pelatihan tersebut adalah untuk menggali dan membangkitkan semangat wirausaha, serta memberikan wawasan keterampilan manajemen usaha.

"Sehingga pasca pelatihan nanti, peserta dapat menyebarkan ilmu yang sudah diperoleh selama empat hari ke depan," katanya.

Tetty juga mengatakan bahwa sebelum belajar membuat cokelat, peserta terlebih dulu diberikan pembekalan tentang mindset entrepeneur. Sebab, mental dalam wirausaha adalah hal yang paling utama.

"Nanti akan kami berikan pembekalan terkait strategi pemasaran, studi kelayakan, pembukuan, indikator keberhasilan, dan lain sebagainya," pungkasnya.

Selain di Islamic Centre, kegiatan serupa juga berlangsung di Yayasan Nida’ul Khoiroh, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, pimpinan Ibu Khoiriyah. Segmen pelatihan di sana adalah ibu-ibu majelis taklim. Selama empat hari mereka belajar kerajinan tangan, seperti kotak tisu dan bros. (Syamsul BI/Aru Elgete)

Tidak ada komentar