Banner

Breaking News

Begini Upaya NU Kota Bekasi Perkenalkan Pesantren ke Masyarakat


Dokumen KRK yang diterbitkan Dinas Tata Ruang Kota Bekasi

Pada 30 Mei 2018 lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi melalui Dinas Tata Ruang telah menerbitkan dokumen Keterangan Rencana Kota (KRK).

Terbitnya dokumen tersebut merupakan proses realisasi program Izin Mendirikan Bangunan (IMB) bagi Pondok Pesantren, yang diinisasi dan difasilitasi oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bekasi.

Terkait hal itu, Sekretaris PCNU Kota Bekasi, Ayi Nurdin angkat bicara. Bahwa selama ini, hampir semua Pondok Pesantren di Kota Bekasi tidak memiliki IMB. Sebab, sebagian besar orang NU itu selalu berpikir untuk berkarya terlebih dulu, baru kemudian memikirkan soal labelisasi dan legalitas.

"Nah, KRK itu adalah bagian dari tanggung jawab moral NU, untuk memfasilitasi pesantren-pesantren di Kota Bekasi untuk mendapatkan akreditasi. Kita juga mendorong dan mendukung pesantren-pesantren untuk mendapatkan legalitas," kata Ayi, kepada Media NU kota Bekasi, Kamis (28/6).

Menurut Ayi, pondok pesantren merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari NU. Keduanya seperti dua sisi mata uang. Bahkan bisa dikatakan, rahim NU ada di pesantren.

"Selama ini kan baru badan hukum yayasannya saja. Nah, tujuan dari NU adalah sebenarnya adalah agar bangunan pesantren itu mendapatkan legalitas yang selama ini nyaris belum ada IMB. Nah dari sini, kita bisa belajar untuk taat hukum," ungkap pria yang berprofesi sebagai pengacara ini.

Di luar dari itu, lanjutnya, NU Kota Bekasi punya mimpi yang besar. Yakni memperkenalkan pesantren ke masyarakat. Sebab jumlah pesantren di Kota Bekasi sangat banyak, tapi seperti ada jarak dengan masyarakat.

"Jarak itu adalah soal informasi. Belum ada media yang mengangkat pesantren yang ada di Kota Bekasi. Selama ini, para orang tua yang berpikir bahwa pondok pesantren adalah alternatif pendidikan yang sangat baik, tidak menempatkan anaknya di pesantren yang ada di Kota Bekasi," katanya.

Banyak orang tua yang lebih memilih untuk memesantrenkan putra-putrinya di luar Kota Bekasi. Padahal menurut Ayi, di Kota Bekasi ada banyak sekali pesantren yang juga tak kalah saat bicara soal kualitas dan mutu pendidikan.

"Di hari santri, saya itu ingin adakan pameran pesantren yang berfungsi untuk memperkenalkan pesantren ke masyarakat. Dampak baiknya orang tua akan memesantrenkan anak-anaknya ke pesantren di Bekasi, tidak lagi ke luar," pungkas alumni Fakultas Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung ini. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar