Banner

Breaking News

Jadi Jurnalis Harus Kepo


Kelas Menulis pertemuan kedua

Oleh: Cindy Amelia

Sabtu (12/1) siang, matahari tampak sempurna dengan cahaya dan terik yang begitu panas. Kian terasa juga saat teriknya itu membuat siapa pun malas untuk keluar rumah. Bahkan, hanya sekadar duduk santai di teras rumah pun.

Siang itu, sama seperti hari biasanya. Panas. Dipadati lalu lalang para pengendara dengan segala kesibukannya. Ya, panas tidak membuat sebagian orang dikuasai rasa malas. Panas tidak membuat sebagian orang meninggalkan kesukaan dan kewajibannya.

Panas juga tak mampu mencegahku agar segera bergegas menuju Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) untuk belajar.

Siang itu, Sabtu, sama seperti pekan lalu. Kami, para pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Cikarang Barat dan Tambun Selatan, serta pengurus PAC yang ada di Kabupaten Bekasi, kembali hadir mengikuti sebuah kegiatan. Yaitu, Kelas Menulis Pelajar NU Bekasi yang diadakan PC IPNU IPPNU Kabupaten Bekasi.

Pertemuan kedua Kelas Menulis ini bertemakan, Dasar-Dasar Jurnalistik. Narasumbernya adalah Aru Elgete atau yang biasa disapa Bang Aru. 

Di pertemuan kali ini, Bang Aru banyak menjelaskan tentang Jurnalisme sebagai pemahaman atau kegiatan dan aktivitas mencatat. Ada beberapa penjelasan kata yang sangat ditekankan. 

Seperti misalnya, peletakan kata 'di'. Jika setelah kata 'di' menunjukkan suatu tempat, maka harus dipisah. Contoh, di sekolah, di kantor.

Ia juga menjelaskan kepada kami tentang Karakteristik Jurnalis, produk-produk Jurnalistik, dan beberapa metode serta masalah yang sering dialami Jurnalis.

"Menjadi Jurnalis, yang paling penting itu harus punya rasa kepo atau rasa ingin tahu yang tinggi," kata Bang Aru yang paling melekat di ingatan saya. 

Pada dasarnya kita harus punya rasa kepo terlebih dulu tentang masalah yang ingin dibuat menjadi berita. Kemudian Jurnalis itu harus berani bertanya.

*Penulis adalah Murid dari Kelas Menulis Pelajar NU Bekasi

Tidak ada komentar