Banner

Breaking News

Ketika Perempuan Yahudi Masuk Islam Tanpa Didemo


Perempuan Yahudi sekte Lev Tahor. Sumber: redaksiindonesia.com

Bagaimana cara memandang manusia seperti yang diajarkan Rasulullah Saw? Berbuatlah baik dan bersikaplah yang adil kepada siapa pun tanpa memandang latar belakang seseorang.

Hal tersebut dikatakan Rais Syuriyah PBNU KH Mutofa Aqil Siroj, dalam peringatan Haul Gus Dur ke-9, di Pesantren Motivasi Indonesia (PMI), Kampung Cinyosog, Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, pada Senin (7/1) malam.

“Suatu ketika, Nabi Muhammad masuk ke dalam permukiman Yahudi. Di situ ada seorang perempuan setengah tua yang buta sedang menjelek-jelekkan Nabi Muhammad sampai keluar keringat. Seminggu sekali, perempuan itu pidato menjelekkan Nabi,” demikian Kiai Mustofa berkisah.

Namun, lanjut Kiai Mustofa, Nabi Muhammad justru iba melihat perempuan tersebut karena keluar keringat tanda lelah. Nabi pulang dan membelikan sup yang paling enak untuk nantinya diberikan kepada perempuan Yahudi itu.

“Bu istirahat dulu, ibu terlihat capek. Saya bawa sup untuk ibu,” kata Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon ini, mengelaborasi ucapan Nabi agar mudah dipahami.

Lantas Nabi pun menyuapi orang yang sudah menjelekkannya itu.

“Nabi Muhammad menyuapi orang Yahudi. Sampai tiga kali saban minggu, Nabi Muhammad datang dan menyuapi,” kata Kiai Mustofa.

Ketika Nabi wafat, Abu Bakar Ash-Shiddiq menggantikan dan meniru persis seperti apa yang dilakukan Kanjeng Nabi. Yakni menyuapi perempuan Yahudi itu.

“Begitu menyuapi, tangan Abu Bakar dipegang dan kemudian ditanya, kamu siapa? Kamu bukan yang kemarin,” ungkap Kiai Mustofa, berkisah.

Abu Bakar menyanggah dengan mengatakan bahwa dirinya-lah yang biasa menyuapi. Tapi perempuan Yahudi itu menjadi ragu.

“Bukan, bukan. Yang kemarin enak, lembut. Tapi sekarang kasar. Siapa kamu? Kamu bukan yang kemarin,” kata perempuan Yahudi kepada Abu Bakar, direpresentasikan ulang oleh Kiai Mustofa.

Seketika itu, Abu Bakar menangis. Perempuan Yahudi itu menanyakan kenapa Abu Bakar menangis.

“Kenapa kamu menangis ketika aku tanya siapa kamu? Abu Bakar akhirnya mengaku. Kata Abu Bakar, betul saya bukanlah yang kemarin. Saya Abu Bakar, yang kemarin Muhammad. Muhammad nabi saya,” demikian Kiai Mustofa mendialogkan percakapan Abu Bakar dengan perempuan Yahudi.

Orang Yahudi itu, lanjut Kiai Mustofa, lalu menjerit sangat keras tanda menyesal dan kemudian bersyahadat; masuk Islam.

“Jadi, orang Yahudi masuk Islam tanpa didemo,” terang Kiai Mustofa disambut gemuruh tawa oleh hadirin.

“Inilah salah satu contoh Nabi Muhammad berbuat baik kepada orang lain tanpa memandang agama atau latar belakang seseorang,” pungkas Ketua Umum PB Majelis Dzikir Hubbul Wathon ini. (Aru Elgete)

1 komentar:

  1. Kok sama sih tampilan wanita Yahudi di foto ilustrasi tersebut sama wanita muslim? Hiiiiih ckck

    BalasHapus