Banner

Breaking News

Ketika Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan Bersatu


KH Sa'id Aqil Siroj bersama Ketua Umum dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sa'id Aqil Siroj optimis Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan tetap memiliki masa depan yang utuh. Begitu pun Muhammadiyah yang yakin terhadap eksistensi Indonesia yang akan terus terjaga.
Hal tersebut diungkapkan pada saat silaturrahim keluarga besar dua organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Jum'at (23/3).
"Kami yakin, Indonesia akan selamanya tetap ada, dengan syarat bangsa yang beriman, bertakwa, dan berbudaya. Insya Allah," kata Kiai Sa'id saat ditanya terkait kekhawatiran Indonesia bubar pada 2030.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah H Haedar Nashir mengatakan bahwa bersatunya Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan akan menjadikan Islam Nusantara yang berkemajuan atau Islam Berkemajuan yang menusantara.
“Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan akan terus menjadi garda terdepan, Insya Allah Indonesia akan tetap terus bertahan,” kata Haedar.
Menurutnya, keberislaman di Indonesia terus berproses untuk menjadi umat terbaik. Perekatan kebersamaan yang terus dibangun atas kemauan untuk terus maju. Hal itu dianggapnya sebagai menjadi kekuatan Islam Indonesia yang sesungguhnya. Kolektivitas kebersamaan itu merupakan karakter masyarakat Indonesia dalam keberagaman. "Biarpun kita bermacam-macam aliran, paham, dan golongan, tapi kita tetap Indonesia," katanya.
“Sesungguhnya Muhammadiyah dan NU telah melakukan pemberdayaan ekonomi umat sampai ke bawah, tinggal sekarang kita ingin bermitra lebih kuat dalam satu kebersamaan bersama pemerintah yang punya kewajiban konstitusional ahar kebijakan kebijakam ekonomi itu betul-betul pro keadilan sosial, untuk jabaran operasional kami akan segera merumuskan,” tambah Haedar.
Kedua ormas itu. kata Haedar tetap konsen mengawal agar kesenjangan sosial menjadi komitmen seluruh kekuatan bangsa, termasuk yang ingin maju pada politik 2019 harus meletakkan agenda mewujudkan keadilan sosial sebagai visi utama konstestasi politik nasional.
Pada pertemuan yang bertema Mewujudkan Islam yang Damai dan Toleran Menuju Indonesia yang Berkeadilan itu, Kiai Sa'id didampingi Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini dan Bendahara Umum Ing Bina Suhendra. Sementara H Haedar didampingi Sekretaris Umum Abdul Mu'ti, Bendahara Umum Suyatno, Bendahara Marpuji Ali, dan Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Yassin Tohari. (Aru Elgete)

Tidak ada komentar