Banner

Breaking News

Nasihat Habib Abdullah, Inspirasi Siarkan Langsung Pengajian di Facebook


Kiai Robin

Habib Abdullah Al-Haddad dalam kitab An-Nashoih Ad-Diniyyah menerangkan perihal orang-orang yang mau mendalami ilmu agama dan mengamalkan kepada orang lain, sehingga bermanfaat.

Itulah yang diungkapkan KH Muqorrobin Al-Aziz, dalam pengajian rutin bersama santrinya, di Pondok Pesantren Al-Aziz, Rawabogo, Jatiasih, pada Ahad (30/12) malam.

Mendalami ilmu agama, menurut pria yang akrab disapa Kiai Robin ini, bukan semata-mata mengaji Al-Qur'an saja, melainkan ditingkatkan menjadi tafsir yang memiliki konsekuensi harus memahami sebab-sebab turun ayat (asbabun nuzul).

"Otomatis, dia harus mengaji ilmu hadits dan ilmu-ilmu yang muttafaq 'alaih (disepakati) serta mukhtalafiyah (perbedaan pendapat yang tidak menemukan kesepakatan)," jelas Kiai Robin.

Termasuk ilmu alat, Nahwu/Shorof. Sekalipun bukan ilmu agama, tapi keduanya itu adalah alat untuk memahami agama.

"Maka, mendalami ilmu-ilmu agama itu adalah media atau perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah," terang Kiai Robin.

Menurutnya, para kiai, ustadz, dan tenaga pengajar lainnya merupakan mediator. Sebab mereka mengajak orang-orang bodoh agar memahami ilmu agama dan mendekatkan diri kepada Allah.

Hal inilah yang kemudian menginspirasi Kiai Robin untuk menyiarkan langsung pengajian melalui facebook. 

Ia beranggapan, media sosial akhir-akhir ini isinya hanya caci-maki dan kebencian. Maka, menyiarkan langsung pengajian sebagai ajakan untuk masyarakat agar mendekatkan diri kepada Allah merupakan suatu jawaban nyata.

"Kecuali malam senin dan selasa, disiarkan langsung pengajian Nahwu/Shorof yang selama ini sudah banyak ditinggalkan, terlebih di perkotaan," jelasnya.

Menurut Habib Abdullah Al-Haddad, memperluas dan mengajarkan ilmu merupakan sebuah keutamaan.

"Ada orang salat sunnah sampai 10 rakaat, terkadang keutamaannya masih kalah dengan orang taklim (belajar dan mengajar)," kata Kiai Robin memberikan contoh.

Seorang kiai atau ustadz, lanjutnya, yang karena kesibukannya mengajar hingga tidak memiliki waktu untuk memperbanyak amalan sunnah. Namun demikian, bukan berarti mereka kekurangan pahala amal ibadah.

"Karena kegiatan mengajarnya itu adalah perkara yang lebih utama daripada keutamaan-keutamaan yang ada," terangnya.

Ia pun berpesan kepada seluruh santrinya, jika sudah pulang ke kampung halamannya masing-masing agar tidak melupakan pengajian. Yakni memberikan pengajaran ilmu agama kepada masyarakat.

"Tapi yang harus digarisbawahi adalah menanamkan rasa ikhlas," kata Kiai Robin.

Apa pun amal perbuatannya, ia melanjutkan, kalau memang didasari rasa ikhlas kepada Allah maka akan senantiasa meyakinkan dan menekankan diri untuk mau mengamalkan ilmu yang dipahami.

"Mengajar atau mengamalkan ilmu, jangan karena pamrih keduniaan," pesannya.

Terakhir, Kiai Robin memberikan penekanan bahwa orang-orang yang senantiasa berkenan belajar dan mengajarkan ilmunya kepada orang lain, maka akan disandingkan dengan martabat kenabian.

"Jadi orang yang mengajar itu, yang memberikan pengajaran ilmu kepada orang lain derajat atau martabatnya berada sedikit di bawah derajat kenabian," pungkasnya.

Sebagai informasi, sejak Ramadan lalu, Kiai Robin rutin menyiarkan langsung pengajiannya melalui facebook setiap malam, kecuali malam Ahad.

Tidak ada komentar